Are You a Happy Mom?

Babyologist
The trusted and resourceful media for pregnancy & maternity in Indonesia. Our vision is to make The Journey beautiful and enjoyable!
Konten dari Pengguna
24 Mei 2019 19:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Babyologist tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Beberapa hari yang lalu, aku baca sharingan salah satu temanku di Instagram storynya tentang bagaimana orang-orang di sekitarnya mengkritik anaknya dan cara parenting dia.
ADVERTISEMENT
Aku tertrigger dan coba bikin Q&A di Instagram storynya Zo dan tanya Moms lain tentang comment atau pertanyaan apa sih yang bikin Moms kesel. Sebagian besar tentang fisik si Kecil. Yang kecil dibilang kurang makan/ASI, yang besar dibilang hati-hati nanti udah besar susah kurus, yang rambutnya sedikit, lebih cantik/lucu saudaranya, dll. Tidak sedikit juga yang kesel anaknya dikomentarin tentang perkembangannya, belum bisa bicara jangan-jangan ini atau itu, belum bisa jalan, dll. Belum lagi yang dikomentarin tentang parenting / gadget.
Aku jadi mikir ya Moms. Mungkin maksud dan niat yang berkomentar baik. Sekadar mengingatkan atau mau membantu, tapi banyak juga yang tidak memikirkan efek dari komentarnya. Sekarang ini banyak case baby blues ataupun post-pantrum depression karena si Ibu kurang merasa mendapatkan support.
ADVERTISEMENT
Yuk Moms, kita sama-sama belajar untuk mengubah casual talks kita (a.k.a basa basi). Mari angkat lebih kelebihan / positifnya anak yang kita temui. Contohnya daripada bilang kurus/kecil ya, kenapa kita nggak notice matanya bagus banget. Wah senyumnya manis sekali. Ini contoh ya Moms, hehe. Atau daripada kita mau komentarin a mother yang lagi makan sambil nyuapin anaknya yang lagi nonton iPad, why not kita pat the mother's back dan bilang "Mommy hebat ya, sendiri sambil makan sambil jagain si Kecil." I’m sure she'll appreciate it more daripada kita komentarin anaknya nonton iPad (maybe it's her first meal of the day, you never know, right?)
Dengan pressure 'perfect Moms' di social media sekarang ini, let's spread more kindness. Remember, our children need a happy Mama, not a perfect one.
ADVERTISEMENT