news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Awal Pemberian MPASI, Mudah dan No Drama

Babyologist
The trusted and resourceful media for pregnancy & maternity in Indonesia. Our vision is to make The Journey beautiful and enjoyable!
Konten dari Pengguna
29 April 2019 13:15 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Babyologist tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Bayi mungkin masih usia 4 atau 5 bulan, tapi Moms sudah mulai mempersiapkan MPASI dengan perasaan cemas untuk menghadapinya. Ada juga Moms yang sudah mempersiapkan bergai peralatan "perang" untuk tempur, atau bahkan memanfaatkan beberapa kado yang sudah bisa dipakai menuju usia MPASI. Adakah yang seperti itu? Well, no worry Moms. Berikut ada beberapa tips praktis untuk mempersiapkan MPASI agar kita tidak cemas:
ADVERTISEMENT

1. Kenalkan sendok

Sejak lahir, bayi hanya mengenal untuk menyedot payudara ibu atau botol dot saja, atau kadang-kadang bayi sudah dikenalkan dengan teether. Ada baiknya sebelum usia 6 bulan atau menjelang MPASI, Moms sudah mengenalkan dengan sendok. Beberapa pilihan sendok sekarang makin banyak dijual dengan berbagai bentuk, warna, bahan, merek dan harga tentunya.
Sendok juga biasanya menjadi satu paket atau gift set bersama dengan mangkok dan peralatan lainnya. Pilih sendok yang memang digunakan untuk awal atau lebih dikenal dengan first step, karena mulut bayi yang masih kecil dan belajar mememasukan sendok. Pilih yang berbahan BPA-free dan aman, Moms juga bisa memilih sendok berbahan sillikon yang lembut untuk mulut bayi. Berlatih menggunakan sendok bisa dimulai dengan memberikan ASIP atau susu formula, tergantung makanan bayi sejak lahir.
ADVERTISEMENT

2. Pilih bahan dan menu

Banyak Moms yang excited untuk memulai memberikan MPASI hingga terlalu bersemangat untuk berbelanja bahan makanan. Buatlah semacam daftar belanja dan keperluan dengan seminimal mungkin, karena untuk tahapan awal pemberian MPASI ini bayi hanya membutuhkan sedikit makanan. Berbelanja bahan makanan yang banyak dapat bersisa atau bahkan bisa busuk dan rusak apabila tidak digunakan.
Mulailah dengan membuat daftar makanan tinggi serat dan rendah serat, dari pilihan karbohidrat, protein hewani, protein nabati, sayur, buah, dan lemak tambahan. Pilih bahan-bahan yang sifatnya umum untuk memulai pemberian MPASI seperti macam-macam beras, daging sapi, daging ayam, ikan salmon, ikan kembung, wortel, bayam, labu siam, buncis, tahu, tempe, serta untuk buah-buahan yang perlu diperhatikan bisa menggunakan alpukat, pisang, apel, dan pir.
ADVERTISEMENT
Lemak tambahan bisa menggukanan beberapa jenis minyak goreng, olive oil dan minyak kelapa. Cukup bisa membeli bahan di tukang sayur atau swalayan terdekat. Moms bisa memberikan MPASI langsung menu 4 bintang dan menu selingan sesuai arahan WHO serta dapat divariasikan sesuai dengan bahan yang ada, tidak perlu mahal dan ribet, bisa disesuaikan dengan masakan yang ada di rumah juga Moms.

3. MPASI fortifikasi

MPASI fortifikasi juga dapat menjadi pilihan apabila Moms tidak sempat membuat MPASI rumahan, atau ketika si Kecil sedang bosan dengan menu rumahan, ini bisa menjadi alternatif. Moms tidak perlu khawatir dengan kandungan gizi dan nutrisi dalam MPASI terfortifikasi ini, karena sudah dijamin dengan pabrikan takaran gizi yang tepat sesuai dengan yang tercantum dalam kemasan dan kebutuhan per sajinya. Pastikan Moms membaca kemasan sebelum membeli untuk usia berapa MPASI fortifikasi tersebut.
ADVERTISEMENT

4. Sesuaikan takaran dan tekstur

Pada usia 6 bulan hanya memerlukan porsi MPASI sekitar 2-3 sendok makan orang dewasa, atau sekitar 30-45 ml saja sekali makan. Untuk yang dianjurkan dalam sehari usia 6 bulan bisa dimulai dari makanan utama 3 kali dan makanan selingan 2 kali dalam sehari. Sajikan makanan awal dengan tekstur yang sedikit cair kemudian kental dengan bertahap namun harus tetap halus teksturnya. Biasanya Moms dapat menggunakan blender atau disaring menggunakan saringan kawat.

5. Catat reaksi

Buatlah catatan mulai dari awal proses pemberian MPASI. Dimulai dari catatan menu utama dan selingan, jumlah yang dimakan dan reaksi anak ketika makan dan setelah makan. Biasanya akan ada perubahan warna, bentuk dan frekuensi feses yang keluar. Catatlah perubahan tersebut dan buatlah notice makanan apa saja yang membuat perubahan itu. Beberapa makanan dapat menimbulkan alergi untuk bayi ketika awal MPASI dan itu sangat wajar terjadi, dengan adanya catatan ini Moms bisa aware untuk pemberian menu MPASI lainnya.
ADVERTISEMENT

6. Konsisten

Latihlah anak untuk tepat waktu, hal ini cukup berat dengan melihat waktu anak bermain dan tidur yang masih tidak sesuai dengan waktu makan yang Moms tetapkan. Persiapkanlah makanan dari pagi, buatlah jadwal untuk makan pagi, selingan pagi, makan siang, selingan sore, dan makan sore/malam. Atur jaraknya setiap kali makan dan minum ASI atau susu formula. Apabila sudah menjelang waktunya makan, Moms jangan memberikan susu, agar ia tidak kenyang sebelum makan. Pastikan makan di waktu yang sama setiap harinya, apabila makanan tidak habis, Moms jangan khawatir, ini hanya untuk melatih jadwal makan anak, agar terbiasa untuk makan di waktu tersebut.

7. Jangan memaksa

Memaksa anak untuk makan akan membuat anak trauma yang berujung dengan tutup mulut atau tidak mau makan sama sekali. Momsmemang harus sabar ketika melatih makan sesuap demi sesuap ke dalam mulut anak. Tahap awal pemberian MPASI ini hanya sekedar untuk melatih anak terbiasa makan, agar di kemudian hari ketika anak merasa lapar maka akan mencari makanan sendiri. Cukup 30 menit waktu yang diberikan untuk proses makan, lebih dari itu anak akan merasa bosan dan tertekan untuk makan.
ADVERTISEMENT

8. Konsultasikan dokter

Sebelum pemberian MPASI ada baiknya Moms mengonsultasikannya terhadap DSA masing-masing, terlebih untuk anak yang memiliki riwayat kesehatan khusus. Dan apabila ada suatu reaksi anak setelah makan, mungkin seperti alergi, diare, atau sembelit, maka bisa tanyakan ke DSA untuk penanganan dan pengobatannya.
Semoga bermanfaat.
By: Dwi Nur Fitriana via Babyologist