Ceritaku Menyapih si Kecil yang Susah Makan

Babyologist
The trusted and resourceful media for pregnancy & maternity in Indonesia. Our vision is to make The Journey beautiful and enjoyable!
Konten dari Pengguna
13 Juli 2019 10:59 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Babyologist tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ceritaku Menyapih si Kecil yang Susah Makan
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Sempat kepikiran menyapih Arsen saat usianya di atas 2 tahun. Bukan tanpa alasan karena Arsen itu cuma mau nyusu, sementara untuk makan itu dia susah. Badannya pun kecil.
ADVERTISEMENT
Nenek-neneknya sudah worry, "nanti pasti nangis aja kalau disapih", "kalau nangis sampai muntah", "kalau Arsen enggak nyusu dia makannya aja susah, takut badannya tambah kecil."
Ketika memasuki usia 22 bulan, beberapa kali saya mengikuti cara menyapih zaman dulu dengan 'oles-oles' di payudara. Waktu itu pernah pakai lipstik, eh Arsen malah ketawa-ketawa geli dong, sambil terus menyusu (gagal).
Saya pun terus mencoba lagi, lalu mencoba menggunakan hansaplas, dan kembali gagal, malah Arsen membuang hansaplas itu. Saya juga pernah mencoba menggunakan Daun Sambilata yang konon katanya pahit sekali, tapi nyatanya Arsen tetap masih mau nyusu.
Ah sudahlah, mungkin memang dia mau menyusu. Setiap hari, saya sounding sampai menjelang satu minggu lagi usia Arsen genap 2 tahun. Bingung mau disapih atau lanjut.
ADVERTISEMENT
Sampai berbagai pertimbangan muncul, "di agama kita kan menyusui anak laki-laki cuma sampai 2 tahun, berarti kalau lebih, tidak sesuai dengan agama kita." Lalu saya mencoba ke dokter, "kalau dilihat dari berat badan (BB) memang kurang, kalau maunya nyusu, makan-nyusu, dia harus sudah bisa makan nasi banyak, tidur malam minimal 5 jam tanpa bangun (Arsen sejam sekali bangun,minta nyusu)."
Ilustrasi menyapih anak Foto: Shutterstock
Sampai akhirnya, saya tegain buat menyapih atas pertimbangan-pertimbangan tersebut. Hari pertama, siangnya saya mencoba menyibukkan dia dengan bermain, kalau sesekali minta nyusu, saya bilang nyusu-nya sakit.
"Tuh kan liat sakit susunya." Sebelumnya saya mengoles payudara saya dengan kunyit. Dia pun mengerti.
Proses menyapih yang sulit itu soal tidurnya, untuk tidur siangnya saya harus gendong-gendong Arsen kaya waktu dia masih bayi. Malam harinya, dia nangis-nangis minta nyusu, tapi karena dia mengerti bahwa nyusu-nya sakit dia tetap enggak mau nyusu hanya saja terus-terusan nangis. Satu jam tidur, 15 menit nangis begitu trus. Jangan lupa konsisten gendong-gendong.
ADVERTISEMENT
Hari kedua, Arsen pun sudah mulai paham bahwa dia sudah tidak menyusu lagi dan mulai bisa tidur sendiri tanpa harus digendong-gendong.
Pokonya tetap semangat ya buat ibu-ibu yang sedang berusaha menyapih!