Konten dari Pengguna

Infeksi Telinga pada Anak

Babyologist
The trusted and resourceful media for pregnancy & maternity in Indonesia. Our vision is to make The Journey beautiful and enjoyable!
24 November 2019 11:56 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Babyologist tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

Infeksi Telinga pada Anak

Infeksi Telinga pada Anak
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Otitis media atau infeksi telinga merupakan peradangan/penyumbatan cairan akibat infeksi yang terjadi pada bagian telinga tengah (sebagian besarnya terjadi pada saluran eustachia, yaitu saluran penghubung telinga, hidung, dan tenggorokan). Penyakit ini sering kali diderita anak-anak, dikarenakan saluran eustachia pada anak-anak bentuknya lebih horizontal, lebih pendek, dan lebih kecil dibandingkan dengan milik orang dewasa, sehingga lebih mudah tersumbat/terinfeksi virus dan bakteri. Akibat terjadinya proses peradangan tersebut, gendang telinga menjadi bengkak (menonjol) dan kemerahan.
ADVERTISEMENT
Menurut National Institute on Deafness and Other Communication Disorders, sebanyak 5 (lima) dari 6 (enam) anak mengalami infeksi telinga ketika berusia kurang dari 3 (tiga) tahun.

Anak-anak yang mengalami infeksi telinga biasanya ditandai dengan:

- menangis secara tiba-tiba dan intens - menarik-narik telinga dan mengeluh sakit pada telinga - keluar cairan dari telinga - demam - muntah - sulit tidur - kehilangan keseimbangan - terganggunya pendengaran
Adapun faktor-faktor penyebabnya dapat disebabkan oleh alergi, flu dan batuk, sinus, kontaminasi asap rokok, minum dengan posisi berbaring (biasanya terjadi pada bayi). Pada anak saya, infeksi telinga yang terjadi dikarenakan pengobatan flu dan batuk yang belum tuntas. Jadi saya sangat menghimbau para Moms untuk menuntaskan pengobatan batuk pilek pada anak sampai benar-benar sembuh ya.
ADVERTISEMENT
Meskipun sebagian besar anak-anak yang mengalami kondisi ini (Infeksi Telinga) dapat sembuh dengan sendirinya tanpa pemberian obat-obatan, pemeriksaan ke dokter tetap menjadi prioritas ya Moms, terutama apabila setelah 48-72 jam kondisi anak tidak kunjung membaik. Sementara itu, untuk penanganan awal, Moms dapat memberikan Home Care Treatment dengan cara:
- mengompres telinga yang sakit dengan wash cloth yang direndam air hangat  - menggunakan Ear-Drops (obat tetes telinga, saya diresepkan OTOPAIN), atau bisa juga menggunakan olive oil yang dihangatkan lalu diteteskan ke telinga anak yang sakit - memberikan obat pereda nyeri yang mengandung ibuprofen dan acetaminophen (seperti paracetamol) - memperbanyak anak minum air putih - meninggikan kepala anak saat tidur, dengan posisi telinga yang sakit menghadap ke atas - menggoyangkan telinga anak dengan mencubit lembut cuping telinga menggunakan ibu jari dan telunjuk, lalu tarik sedikit ke arah luar bawah beberapa kali. Hal ini memungkinkan saluran eustachia terbuka dan mengeluarkan cairan yang menyumbat.
ADVERTISEMENT
Apabila cara-cara tersebut belum berhasil membuat kondisi anak menjadi lebih baik, Moms bisa langsung konsultasi ke dokter spesialis anak. Jika kondisinya tidak terlalu parah, biasanya dokter akan meresepkan antibiotik. Namun, apabila kondisinya sudah akut, dokter biasanya akan memberikan rujukan ke spesialis THT untuk dilakukan tindakan lebih lanjut.

Sebagai langkah pencegahan, Moms dapat melakukan langkah-langkah berikut:

- biasakan mencuci tangan, mainan, dan segala sesuatu yang bersentuhan dengan anak untuk mencegah terjadinya flu dan batuk atau infeksi pernapasan lainnya - hindari paparan asap rokok - vaksin influenza dan pneumococcus - utamakan direct breastfeeding dibandingkan menyusui menggunakan botol  - hindari penggunaan empeng/pacifier
Semoga bermanfaat.