Ketika Saya Harus Melahirkan Secara Caesar

Babyologist
The trusted and resourceful media for pregnancy & maternity in Indonesia. Our vision is to make The Journey beautiful and enjoyable!
Konten dari Pengguna
3 November 2019 16:05 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Babyologist tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ketika Saya Harus Melahirkan Secara Caesar
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sedikit cerita proses melahirkan baby K pada tanggal 1 Mei 2019, dengan berat badan 3.100 gram dan panjang 51 sentimeter. Saya pun melalui persalinan secara caesar.
ADVERTISEMENT
Tanggal 28 April 2019 adalah tanggal Hari Perkiraan Lahir (HPL) menurut hari pertama haid terakhir (HPHT), sedangkan menurut hasil USG dari dokter, masih tanggal 8 Mei 2019 untuk persalinannya. Jadi di tanggal 27 April saya masih sempat buat jalan-jalan dan me time dulu bersama suami. Feeling saya sepertinya lahiran tidak akan jauh dari tanggal 28 Mei 2019. Posisi saya dengan suami adalah LDM (long distance marriage) Alhamdulillah, suami mendapatkan izin untuk cuti di tanggal mendekati HPL.
2 minggu sebelum lahiran, saya baru mulai induksi alami dengan makan kurma dan banyak jalan saja (udah telat banget start untuk induksi). Tetapi tanda-tanda akan melahirkan atau gelombang cinta belum juga terlihat.
Tanggal 29 Mei sempat kontrol di salah satu dokter untuk memastikan kondisi bayi dan alhamdulillah sehat dan baik. Saya juga memastikan jumlah ketuban yang katanya juga cukup karena sebelumnya sempat didiagnosa oligohidramnion, yaitu kondisi di mana air ketuban jumlahnya sedikit. Sedikit cerita, di awal TM3 saya sempat didiagnosa oligohidramnion oleh dokter kandungan dan disarankan untuk banyak mengonsumsi air putih, minimal 4 liter dan juga air kelapa muda.
ADVERTISEMENT
Tapi di akhir menjelang kelahiran ketuban saya tetap sedikit, saya cuma yakin dan pasrah bisa melahirkan secara normal (pervaginam). Karena dari awal kehamilan, saya sudah selalu bersugesti untuk bisa lahiran aman, nyaman, normal tanpa trauma dan sobekan.
Tepat di 30 April pagi, saya baru merasakan yang namanya gelombang cinta. Saya kira tadinya hanya mules biasa karena dari pagi sudah ke kamar mandi buat BAB, tetapi rasa mulesnya tidak kunjung selesai juga. Akhirnya saya coba iseng mencoba app kontraksi bidan kita dan ternyata kontraksi sudah 5 menit sekali. Masih bisa santai dan berusaha tidak panik karena sakitnya masih bisa saya tahan. Kebetulan hari itu saya ada rencana untuk periksa ke dokter jam 2 siang.
Ilustrasi ibu hamil akan melahirkan. Foto: Shutterstock
Tepat di jam 1 siangnya, saya pergi ke Rumah Sakit dekat rumah. Sebelum diperiksa dokter, saya dicek tekanan darah dan juga berat badan sama bidan jaga, ternyata oleh bidan saya diminta untuk cek dalam sekalian dan ternyata sudah bukaan 2. Saya diminta langsung ke ruang observasi.
ADVERTISEMENT
Jam 4 saya baru bisa ketemu dokter. Cek USG terakhir tetep disarankan untuk operasi karena risiko melahirkan normal dengan kondisi oligohidramnion. Tetapi karena tekad awal saya ingin sekali melahirkan normal, saya berusaha untuk mencoba lahiran normal dahulu. Bersyukurlah saya disetujui sama dokternya.
Sampai pukul 6 malam ternyata di bukaan dua, mau tidak mau saya harus induksi sesuai saran dokter di awal. Saat-saat inilah saya merasakan gelombang cinta yang datang makin dahsyat dan rasanya sungguh luar biasa sekali.
Sampai pada akhirnya pukul 10 malam bukaan tetep tidak nambah dan akhirnya diputuskan untuk melakukan operasi caesar. Tindakan operasi dilakukan sekitar pukul 00.00, prosesnya berlangsung cepat. Rasa sakit yang luar biasa saya rasakan tergantikan dengan lahirnya baby K pada pukul 00.40, 1 Mei 2019.
ADVERTISEMENT
Semua biaya ditanggung BPJS. Karena punya saya kelas 1 dan saya naik kelas jadi VIP, ada biaya tambahan yang harus dibayarkan. Alhamdulillah meskipun kelas BPJS tidak dibedakan dan pelayanannya sangat bagus.
Demikian sedikit cerita tentang proses kelahiran baby saya. Meskipun pada akhirnya harus melalui operasi caesar, semua prosesnya tetap saya syukuri dengan kelahiran baby K yang sehat dan tidak kurang satu pun.