Komunikasi adalah Kunci Merawat Anak

Babyologist
The trusted and resourceful media for pregnancy & maternity in Indonesia. Our vision is to make The Journey beautiful and enjoyable!
Konten dari Pengguna
23 Oktober 2019 14:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Babyologist tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Komunikasi adalah Kunci Merawat Anak
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Memiliki anak pastinya menjadi kebahagiaan bagi para orang tua. Namun terkadang ketika menjadi orang tua ternyata tidak seperti yang dibayangkan, sehingga membuat orang tua baru seperti memiliki 'masalah' yang harus dihadapi.
ADVERTISEMENT
Banyak yang akhirnya menghadapi masalah anak ini dengan bantuan orang lain atau nanny. Namun bagaimana dengan orang tua yang tanpa nanny dan harus menghadapi segala persoalan tentang anaknya sendiri?
Aku ingin sharing pengalaman yang dialami menjadi orang tua baru, terlepas dari segala keadaan yang dihadapi oleh keluarga kami dengan memiliki anak istimewa. Ini melibatkan permasalahan merawat anak secara umum. Merawat anak itu susah-susah gampang meskipun kita sudah punya konsep yang baik, namun tak jarang seiring berjalannya proses yang dilewati pasti menghadapi kendala.
Aku yang hanya merawat anak berdua dengan suami, kenapa tanpa nanny? Jawabannya, karena prinsip kami susah senang bersama, maka dari itu yang kita butuhkan adalah kerja sama. Kerja sama pun tidak mudah, lho, jika tidak ada komunikasi atau deal-deal-an, karena apabila ada salah satu merasa terpaksa maka ia akan melakukan dengan tidak ikhlas. Dalam pola asuh anak ini kami tidak memposisikan ini pekerjaan ibu, ini pekerjaan ayah, tapi kami selalu memposisikan saling bekerja untuk mendapatkan porsi sempurna.
ADVERTISEMENT
Ilustrasi keluarga Foto: Shutterstock
Misalnya dalam pengasuhan umum memandikan, menyuapi, menganti pakaian, hingga membuat anak tertidur harus saling membantu. Jika ayah-ibunya sudah bisa melakukannya lebih mudah, merawat anak dan manfaat lain anak menjadi lebih baik dalam segala segi tumbuh kembangnya. Sisihkanlah keegoisan masing-masing, berikanlah support jika belum bisa membantu dengan tangan dan jangan sampai membuat anak itu adalah beban jika sudah merasa anak menjadi masalah di dalam rumah tangga.
Kita sebaiknya coba berpikir ulang karena di luar sana sangat banyak sekali yang mendambakan anak. Intinya, kami selalu bersyukur dan selalu saling mendukung antar pasangan.
ADVERTISEMENT