Mempersiapkan si Kakak untuk Mulai Mengalah pada Adiknya

Babyologist
The trusted and resourceful media for pregnancy & maternity in Indonesia. Our vision is to make The Journey beautiful and enjoyable!
Konten dari Pengguna
6 Juni 2019 14:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Babyologist tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Saat ini, saya duduk ingin berbagi kisah saya sambil menyetel lullaby favorit si kembar dan saat bersamaan berpikir tentang menu si kakak untuk esok dan lusa. Satu badan, Satu jiwa dan satu raga tapi beribu pikiran. Siapakah yang seperti saya?
ADVERTISEMENT
Kadang, menjadi Ibu sungguh melelahkan. Dalam artian, sungguh tanpa kiasan. Ketika dulu masih hanya mempunyai satu orang anak dan baru memasuki usia 19 tahun, rasanya dunia kurang bersahabat pada saya. Seolah menjadi ibu paling bodoh di dunia yang tidak tahu apapun tentang merawat anak, karena memang kenyataannya begitu.
Memasuki usianya yang ke 3 tahun, rasa lelah itu perlahan mulai menghilang, karena si kakak sudah bisa diajak berkompromi untuk mulai menunggu atau membantu. Memasuki usia yang ke empat tahun, rasa rindu untuk merawat bayi lagi pun kembali muncul, apalagi melihat si kakak yang mulai membutuhkan teman bermain di rumah.
Di tengah kondisi pekerjaan yang naik daun dan memasuki "zona nyaman" dalam merawat anak, memantapkan hati untuk "isi" kembali dan hengkang dari dunia nyaman rasanya lumayan berat. Tapi dari hari ke hari melihat si kakak membutuhkan teman, rasanya tidak tega. Akhirnya, di usia si kakak 4 tahun 3 bulan, si tanda positif itu datang.
ADVERTISEMENT
Ketika di usia kehamilan 3 minggu dan mencoba untuk periksa ke dokter, si kakak lah yang paling excited. Syukur, setidaknya dia tidak jealous ya. Saat itu saya mulai melakukan afirmasi pada kakak, bahwa kelak dia akan memiliki adik dan menjadi panutan. Dia akan mempunyai fans terbesar dalam kesehariannya. Dan yang pasti dia akan mempunyai teman yang baik sepanjang hidupnya.
Di pemeriksaan kehamilan kedua yaitu usia 8 minggu, barulah diketahui adiknya kembar. Dan si kakak jauh lebih excited lagi dong, karena ternyata afirmasi saya berhasil! saat di USG dia bilang, "Ma, Lily bakal punya dua teman baik Ma!". Saya pun jadi jauh lebih bahagia, karena saya tau dia menerima bahkan menantikan adiknya.
ADVERTISEMENT
Afirmasi saya berlanjut ke tahap selanjutnya, yaitu mengatakan padanya bahwa si adik adalah pribadi yang lebih kecil yang membutuhkan bimbingan, bantuan dan perhatian lebih.. Sehingga untuk beberapa waktu dia harus mengalah.
Pada awalnya dia bertanya, "Kenapa kok harus ngalah Ma? Kan Lily sama adik-adik sama sama anak mama". Jawaban yang tepat menurut saya adalah, "Karena kakak adalah orang yang dicontoh sama adik. Kalau kakaknya gak mau ngalah, nanti adiknya gitu juga lho. Bagaimana?". Dia sebetulnya belum terima, tapi saya alihkan pembicaraaan. Karena sebetulnya dalam pertanyaan ini hanya waktu yang bisa menjawab. Ketika nanti si kembar sudah lahir dan dia lihat masih belum bisa berbuat banyak, maka dia akan paham dengan sendirinya.
ADVERTISEMENT
Hari Berlalu, setiap hari saya lakukan afirmasi ke si kakak. Ada beberapa hal yang saya ingin dia dalami di alam bawah sadarnya:
Tapi ternyata afirmasi tidak semudah itu ya Moms. Hehehe. Banyak pertanyaan yang akan muncul dari si anak. Tapi rasa penasarannya perlahan-lahan akan terjawab ketika si adik sudah lahir. Selain dari afirmasi secara lisan, saya melakukan beberapa persiapan secara nyata, yaitu:
ADVERTISEMENT
Dan ternyata proses persiapan saya untuk si kakak belum selesai. Ketika tau saat persalinan, yang ternyata tepat sehari sebelum ulang tahun si kakak, si kakak pun harus kembali mengalah pada adik-adiknya walau mereka belum lahir. Tapi kembali lagi bersyukur bahwa si kakak paham tentang ini semua. Afirmasi yang saya lakukan untuk hal ini lebih menarik lagi, saya katakan.
"Mama punya hadiah yang besar buat Lily, yaitu dua princess yang bisa Lily ajak main setiap hari!"
ADVERTISEMENT
Jadi, si kakak menganggap bahwa adik-adiknya adalah hadiah terbesar untuk dia. Dan nyatanya hal ini berhasil! Ketika si kembar lahir, dia bisa menerima dan justru langsung mengajak mereka bermain. Hihihi.
Nah Moms, jadi kesimpulannya. Untuk mempersiapkan kakak harus dimulai dari sedini mungkin dan sesering mungkin. Cara paling manjur adalah afirmasi atau penetapan positif lewat kata-kata.