Menguak Mitos Posisi Tertentu Tentukan Jenis Kelamin Si Kecil

Babyologist
The trusted and resourceful media for pregnancy & maternity in Indonesia. Our vision is to make The Journey beautiful and enjoyable!
Konten dari Pengguna
27 Juni 2019 16:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Babyologist tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

Menguak Mitos Posisi Tertentu Tentukan Jenis Kelamin Si Kecil

ADVERTISEMENT
Masyarakat telah mencoba mencari tahu apakah posisi seks tertentu dapat menentukan jenis kelamin calon bayi. Namun, benar-benar tidak ada posisi bercinta yang dapat memengaruhi jenis kelamin si Kecil. Kita masih belum memiliki teknologi sedemikian canggih untuk dapat membuat keturunan dengan jenis kelamin sesuai kehendak kita.
ADVERTISEMENT
Meskipun demikian, ada banyak mitos dan cerita rakyat menakjubkan terkait kontribusi posisi tertentu saat berhubungan seksual dalam jenis kelamin bayi yang akan dikandung Moms. Ada mitos yang menganjurkan pasangan yang ingin dikaruniai anak laki-laki dengan gaya berdiri atau berhubungan di kala bulan menampakkan seperempat wajahnya. Mereka bahkan mengatakan bahwa untuk memiliki anak perempuan, pasangan dianjurkan untuk berhubungan dengan posisi misionaris saat bulan purnama.
Mitos mengenai makanan juga banyak dikenal masyarakat. Misalnya, makan daging dan makanan asing untuk mendapatkan anak laki-laki, serta makan makanan penutup mahal untuk mendapatkan anak perempuan.
Moms & Dads juga bisa mencari tahu bagan konsepsi Tiongkok berumur 700 tahun yang memberi tahu wanita tentang tanggal-tanggal berhubungan seksual. Tanggal tertentu akan menghasilkan anak laki-laki dan tanggal lainnya anak perempuan, berdasarkan usia ibu dan bulan konsepsi. Tetapi, tidak ada bukti ilmiah bahwa semua ini berhasil.
ADVERTISEMENT
Almarhum Dr. Shettles menyarankan pasangan yang menginginkan anak laki-laki untuk melakukan hubungan seks sedekat mungkin dengan ovulasi, karena saat itulah cairan vagina dan serviks wanita cenderung menjadi yang paling basa, suatu kondisi yang membuat konsepsi paling menguntungkan untuk sperma Y yang kurang dapat bertahan lama. Namun, sebuah penelitian yang diterbitkan oleh New England Journal of Medicine melaporkan bahwa tidak ada hubungan antara waktu hubungan seksual dan jenis kelamin bayi.
“Sebenarnya, tidak banyak yang dapat Anda lakukan di rumah untuk memilih jenis kelamin bayi Anda,” simpul Dr. Steinberg.
Jika Moms bertekad untuk memiliki anak perempuan atau laki-laki, ada dua prosedur medis berteknologi tinggi yang melibatkan penyortiran sperma atau embrio yang lebih menjanjikan. Akan tetapi, etika melakukan praktek ini sedang diperdebatkan oleh semua kalangan.
ADVERTISEMENT