Pengalaman Anakku yang Divaksin Saat Berusia 2 Tahun

Babyologist
The trusted and resourceful media for pregnancy & maternity in Indonesia. Our vision is to make The Journey beautiful and enjoyable!
Konten dari Pengguna
11 Juli 2019 17:45 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Babyologist tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi vaksin pada anak. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi vaksin pada anak. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Memasuki usia Malvin yang kedua tahun, pencapaian berat badan masih stabil seperti bulan-bulan sebelumnya yaitu 12,9 kilogram. Saya juga tetap melanjutkan vaksin untuk usia dua tahun, yaitu Hepatitis A dan demam Tifoid (Typhoid) atau lebih dikenal dengan Tifus.
ADVERTISEMENT
Apa sih fungsi vaksin Hepatitis A? Tujuan dari vaksin ini adalah untuk mencegah virus Hepatitis A, yang menyebabkan infeksi pada organ hati. Gejala infeksi virus Hepatitis A bisa berupa sakit perut, kelelahan, demam, mual, muntah, urine berwarna gelap, hingga penyakit kuning.
Untuk vaksin demam Tifoid, biasanya diberikan untuk anak usia dua tahun ke atas. Fungsinya untuk mencegah anak terinfeksi virus akut ini. Infeksi ini biasanya disebabkan oleh bakteri Salmonella Typhi yang menempel pada makanan atau minuman yang dikonsumsi, atau bisa juga menyebar dari orang yang sudah terkena virus ini.
Gejala yang paling umum adalah demam tinggi yang berlangsung 2 sampai 3 minggu, dan disertai mual, muntah, dan menggigil.
Persentase keberhasilan vaksin Tifoid sendiri berbeda-beda ya, Moms, antara 90 hingga 100 persen tergantung kondisi masing-masing anak. Anak yang sudah pernah mendapatkan vaksin tetap bisa terserang virus ini, namun gejalanya akan lebih ringan ketimbang anak yang belum pernah divaksin.
ADVERTISEMENT