news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Pertumbuhan Bayi ASI Lebih Lambat Dibandingkan Bayi Sufor?

Babyologist
The trusted and resourceful media for pregnancy & maternity in Indonesia. Our vision is to make The Journey beautiful and enjoyable!
Konten dari Pengguna
13 Oktober 2018 12:20 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Babyologist tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pertumbuhan Bayi ASI Lebih Lambat Dibandingkan Bayi Sufor?
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Banyak yang beranggapan bahwa susu formula jauh lebih bergizi dibandingkan ASI karena jika dilihat, umumnya bayi sufor lebih montok dibandingkan bayi ASI. Namun benarkah demikian?
ADVERTISEMENT
Pada tahun 2000 silam, Centers for Disease Control and Prevention (CDC) membuat standar grafik pertumbuhan untuk bayi yang berlaku lokal di Amerika. Namun berdasarkan grafik tersebut, rata-rata bayi ASI pertumbuhannya di bawah garis normal. Setelah diteliti, ternyata bayi ASI memiliki pola pertumbuhan yang berbeda dengan bayi sufor. Bayi ASI umumnya tumbuh pesat pada 3 bulan pertama, dan melambat kemudian. Sedangkan bayi sufor kebalikannya. Namun setelah mencapai usia 2 tahun, pertumbuhan bayi ASI dan sufor menjadi setara. Sehingga pada tahun 2006, WHO merilis standar grafik pertumbuhan bayi yang baru dan berlaku secara internasional.
Hingga saat ini, masih belum diketahui penyebab jelas mengapa terdapat perbedaan pola tumbuh bayi ASI dan sufor. Namun, sebagian besar pakar laktasi menganggap bahwa hal ini disebabkan oleh komposisi protein yang berbeda antara ASI dan sufor. Di mana ASI memiliki komposisi protein Whey lebih besar dibandingkan dengan casein (rata2 60% banding 40%), dan sufor kebalikannya. Protein whey sangat mudah dicerna tubuh. Itulah sebabnya dikatakan bahwa bayi ASI terhindar dari risiko obesitas saat kecil maupun dewasa. Asam amino dalam ASI dan sufor pun berbeda.
ADVERTISEMENT
Di Indonesia sendiri, pertumbuhan bayi dievaluasi berdasarkan grafik KMS (Kartu Menuju Sehat). Grafik KMS telah mengikuti standar WHO. Diharapkan orang tua berkonsultasi dengan dokter jika dalam 2 bulan berturut-turut, berat badan bayi tidak naik atau naik tapi di bawah standar KMS, karena perlu dilakukan evaluasi terhadap kecukupan gizi anak.
Selain berat badan, faktor berikut juga harus dipertimbangkan dalam menilai pertumbuhan anak:
Tinggi: untuk 6 bulan pertama, rata-rata bayi bertambah tinggi 1 inch setiap bulan. Dan setelah 6 bulan, rata-rata bertambah setengah inch setiap bulan.
Lingkar kepala: untuk 6 bulan pertama, rata-rata bertambah setengah inch setiap bulan. Setelah 6 bulan, hanya bertambah seperempat inch tiap bulannya sampai usia 1 tahun.
Keturunan: anak yang orang tuanya pendek, umumnya akan ikut pendek, begitu juga sebaliknya.
ADVERTISEMENT
Perkembangan: bayi yang tumbuh dengan sehat umumnya juga memiliki perkembangan yang baik, ditandai dengan sifat ceria dan mencapai milestones sesuai dengan usianya.
Jadi Moms tidak perlu khawatir saat bayi ASI lebih kecil dibandingkan bayi sufor seusianya, karena pola pertumbuhannya memang berbeda, namun akan setara saat usia 2 tahun.
Semoga bermanfaat.
By: Kristiani Chen