news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Tekad Kuat Untuk Menyusui

Babyologist
The trusted and resourceful media for pregnancy & maternity in Indonesia. Our vision is to make The Journey beautiful and enjoyable!
Konten dari Pengguna
8 Agustus 2019 17:45 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Babyologist tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

Tekad Kuat Untuk Menyusui

ADVERTISEMENT
Sebelum berencana menikah, aku sudah bertekad bahwa akan menyusui anak secara ekslusif jika tidak ada halangan. Sampai aku menikah dan sudah mendekati waktu melahirkan, niat itu makin kuat. ASI adalah makanan terbaik untuk anakku, jadi aku  ingin berikan yang terbaik untuk mereka.
ADVERTISEMENT
Saat anakku lahir, IMD juga berhasil dilakukan. Hari pertama aku belajar cara menyusui dan alhamdulillah berjalan lancar. Namun, perjalanan menyusuiku tidak selalu lancar disaat pertama mencoba. Saat dirumah, nipple ku lecet dan badan sempat meriang karena payudara membengkak. Setiap hari aku kompres air hangat dan lama-lama berangsur membaik. Lalu, karena produksi ASIku termasuk banyak, si bayi setiap mulai menyusu suka tersedak karena aliran ASI yang keluar terlalu cepat untuk dia. Solusiku sebelum DBF atau direct breastfeeding, aku pompa dulu agar tidak terlalu penuh dan agar si bayi juga mendapatkan hind milk.
Dua minggu setelah lahiran, kami berdua check up dan saat di dokter anak, dokter anakku mengatakan kalau anakku ada alergi karena muncul ruam merah dan muka juga kasar. Aku disarankan menghindari makanan seperti seafood, telur, kacang-kacangan dan semua makanan turunan susu. Setelah aku hindari semua, ruam di badan anakku langsung hilang. Jadi, sampai sekarang aku masih menghindari makanan itu karena kalau dikonsumsi, alergi si anak muncul lagi. Aku juga sempat mengalami clogged duct. Kebetulan hanya di aerolanya saja tp saat anak menyusui rasanya aduhai jangan ditanya. Aku rutin kompres dan pencet-pencet bagian yang mampet sampai keluar seperti nanah atau komedo bentuknya. Ini berlangsung selama satu minggu. Seperti ada yang nyangkut di payudara rasanya.
ADVERTISEMENT
Perjalanan belum selesai. Sewaktu anakku 6 bulan, tanpa direncanakan ternyata aku hamil. Galau, sedih karena kepikiran kelanjutan menyusuinya bagaimana kalau aku hamil? Aku mulai cari tahu dan konsul ke dokter kandunganku serta dokter anakku juga. Menurut mereka, menyusui tetap bisa dilakukan asalkan aku tidak mengalami kontraksi selama menyusui. Kalau sudah kontraksi, harus berhenti total. Jadi aku tetap semangat menyusui selagi aku bisa. Namun, dari keluarga banyak yang kurang mendukung. Beberapa dari mereka mengatakan kalau rasa ASInya sudah beda jadi harus dihentikan. Jadi aku disuruh berhenti menyusui saat hamil. Padahal, kalau memang rasa ASInya berbeda, tidak mungkin anakku makin nempel dan makin sering menyusu. Pasti dia akan menolak untuk menyusu kalau rasanya sudah berbeda. Sempat kesal karena banyak yang berkata demikian. Jadi, aku tetap bertekad menyusui dan selalu rutin mengonsumsi vitamin dan makanan sehat. Alhamdulilah sampai sekarang, aku masih menyusui anakku di kehamilan yang sudah masuk ke minggu 10 ini.
ADVERTISEMENT
Perjalanan menyusui memang tidak selalu mulus ya moms. Tips mudah dari aku adalah jangan malas mencari tahu moms. Sekarang sudah banyak yang sharing soal menyusui di social media dan kita bisa manfaatkan itu, salah satunya di Babyologist ini. Biar lebih tenang lagi, tanyakan kepada dokter ahli juga. Dukungan dari orang tersayang juga penting. Jangan biarkan juga hal negatif mempengaruhi moms, ingat menyusui itu harus happy!