Puslitbang Tekmira Tangani Tes Aglomerasi PT Vale Indonesia

Konten dari Pengguna
1 Maret 2019 16:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Badan Litbang ESDM tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan Batubara menyepakati nota kesepahaman bersama tentang Tes Aglomerasi pada Sampel Debu dan Ore untuk mendukung fasilitas produksi PT Vale Indonesia di Sorowako, Sulawesi Indonesia.
ADVERTISEMENT
Penandatanganan kontrak kerja sama senilai 3,4 miliar ruliah ini dilaksanakan oleh Kepala Puslitbang Tekmira Hermansyah dengan Direktur Utama PT Vale Indonesia, Nikolas D Kanter dan Direktur PT Vale Indonesia, Febriani Eddy di kantor Puslitbang Tekmira di Bandung (28/2). Kerja sama ini bertujuan untuk mendaur ulang debu dan ore secara lebih efektif dan efisien sehingga dapat meningkatkan efektifitas daur ulang rotary kiln (tungku putar).
Tes Aglomerasi dilakukan terhadap debu dari rotary kiln proses reduksi bijih nikel, dilakukan melalui peletasi, pembriketan atau ekstruksi agar dapat didaur ulang dalam rotary kiln kembali. Tujuannya untuk mengurangi jumlah debu dan meningkatkan produktivitas rotary kiln.
Puslitbang Tekmira akan melakuan sejumlah tes laboratorium untuk menentukan metode aglomerasi yang paling tepat dan sesuai untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas proses daur ulang debu dan ore. Di samping tes, para peneliti juga akan melakukan studi, analisa kimia serta simulasi untuk mendapatkan hasil terbaik.
ADVERTISEMENT
PT Vale Indonesia adalah perusahaan pertambangan yang mengoperasikan tambang nikel open nikel open pit dan pabrik pengolahan di Sorowako, Sulawesi Selatan. Produk yang dihasilkan berupa nikel laterit/saprolit yang diolah menjadi nikel matte. Perusahaan yang dulu dikenal sebagai PT International Nickel Indonesia Tbk. (PT Inco) ini menjadi produsen nikel terbesar di Indonesia dengan kapasitas produksi 75.000 metrik ton per tahun. Hasil tambang perusahaan yang mulai beroperasi sejak tahun 1968 ini menyumbang pasokan nikel dunia sebesar 5 persen. Melalui berbagai teknologi dan tambahan investasi, PT Vale Indonesia menargetkan peningkatan produksi tahunan menjadi 120 ribu metrik ton nikel matte dalam lima tahun ke depan.
Nikel banyak dikombinasikan dengan logam lain untuk membentuk campuran yang dikenal karena fleksibilitas dan ketahanannya terhadap oksidasi dan korosi. Logam ini mampu mempertahankan karakteristiknya bahkan dalam suhu ekstrem. Nikel digunakan dalam berbagai produk, seperti televisi, baterai isi ulang, koin, peralatan makan bahkan gerbong kereta. (ER)
ADVERTISEMENT
#KESDM #BLUESDM #BadanLitbangESDM #HumasBLB2019
#energiberkeadilan