3 Bulan Usai Penyerangan Posramil Kisor, 3.121 Warga Masih Mengungsi

Konten Media Partner
26 November 2021 13:47 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warga Maybrat yang mengungsi akibat penyerangan KST terhadap TNI. Dokumentasi: Istimewa.
zoom-in-whitePerbesar
Warga Maybrat yang mengungsi akibat penyerangan KST terhadap TNI. Dokumentasi: Istimewa.
ADVERTISEMENT
Ribuan warga Papua di lima Distrik di Kabupaten Maybrat, setelah terjadinya penyerangan Posramil Kisor memilih mengungsi meninggalkan kampung halamanya, pasca penyerangan Posramil Kisor pada 2 September 2021, hingga kini masih bertahan di tempat pengungsian .
ADVERTISEMENT
Hal itu diungkapkan Yohanis Mambrasar, selaku Advokat/ PAHAM Papua. Ia mengungkapkan selain mengungsi di hutan, mereka juga mengungsi di Ayawasi, Kumurkek, Fategomi. Dan yang mengungsi di Kabupaten tetangga lainnya seperti Kabupaten Sorong, Kota Sorong, Kabupaten Sorong Selatan, dan Kabupaten Bentuni, serta sebagiannya lagi hingga kini masih mengungsi di hutan belantara Maybrat.
"Warga memilih mengungsi tinggalkan Kampung mereka untuk menghindar dari konflik bersenjata antara TNI Polri dan TPN PB, ini terjadi setelah pendropan banyak pasukan TNI POLRI di Maybrat dan penyisiran di kampung-kampung, disertai penangkapan, penganiayaan, penyiksaan dan intimidasi warga sipil dalam operasi menangkap pasukan TPN PB sebagai pelaku penyerangan Pos TNI Koramil Persiapan Kisor yang menewaskan 4 orang anggota TNI dan 2 anggota lainnya luka-luka," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Ia melanjutkan, total jumlah warga yang telah mengungsi berjumlah lebih dari 3.121 orang, dengan klasifikasi jenis kelamin laki-laki lebih dari 1.342 orang dan perempuan lebih dari 1. 328 orang. Dari seluruh pengungsi ini lebih dari 2546 orang merupakan orang dewasa, balita dan bayi, dan lebih dari 575 orang merupakan anak usia sekolah dengan umur 7 – 18 tahun. Ribuan para pengungsi Maybrat ini berasal dari 50 Kampung di 5 Distrik yaiut Aifat Selatan, Aifat Timur, Aifat Timur Jauh, Aifat Timur Tengah dan Aifat Timur Selatan.
Pengungsi Diabaikan
Advokat/ PAHAM Papua, Yohanis Mambrasar
Yohanis Mambrasar, melanjutkan hingga saat ini mendekati tiga bulan, lebih dari 3.121 pengungsi ini tinggal di tempat pengungsian. Bagi mereka yang mengungsi di kampung atau kabupaten lain menetap di rumah keluarga mereka, sedangkan mereka yang mengungsi ke hutan tinggal di gubuk-gubuk. Saat ini kondisi para pengungsi mulai mengalami kendala akan kebutuhan pangan, kesehatan dan juga kebutuhan ekonomi lainnya.
ADVERTISEMENT
Para pengungsi pada awal minggu dan bulan pertama mengungsi mereka mampu mengatasi kebutuhan mereka karena dukungan keluarga mereka, dan juga bantuan pemerintah, khususnya bagi para pengungsi yang mengungsi di sejumlah kampung di Maybrat. Dukungan pemerintah ini tidak untuk para pengungsi di luar wilayah Maybrat dan di Hutan.
"Kini mendekati bulan ketiga, para pengungsi ini mulai kewalahan di tempat pengungsiannya, mereka mulai kewalahan akan kebutuhan pangan, kesehatan, kebutuhan ekonomi dan kebutuhan-kebutuhan pribadi lainnya,"katanya.
Sebagian besar dari para pengungsi ini, sekitar 60-70 % saat ini berada di Kabupaten Sorong dan Kota Sorong. Di tempat pengungsian untuk saat ini mereka tidak mendapatkan perhatian dari Pemerintah Maybrat maupun Provinsi Papua Barat. Kebutuhan para pengungsi di wilayah Sorong ini diatasi secara mandiri oleh mereka, dan dibantu oleh pihak gereja dan masyarakat sipil setempat.
ADVERTISEMENT