Aliansi Mahasiswa Minta Jaksa Transparan Ungkap Dugaan Korupsi BPKAD Kota Sorong
ADVERTISEMENT
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Aliansi Mahasiswa dan Pemuda Anti Korupsi (AMPAK) Kota Sorong, Papua Barat, kembali menggelar aksi demo damai, di halaman Kantor Kejaksaan Negeri (Kejari) Sorong, Kamis (1/4). Dalam aksinya kali ini, massa pendemo masih meminta agar penyidik segera menuntaskan pemeriksaan dan menetapkan tersangka atas kasus dugaan korupsi Pengadaan ATK dan Barang Cetakan tahun anggaran 2017 sebesar Rp 8 miliar, pada BPKAD Kota Sorong, yang saat ini sedang dalam proses penyidikan di Kejaksaan Negeri Sorong.
ADVERTISEMENT
Perwakilan Pemuda Moi Jhon Malibela mengatakan, dalam aksi yang mereka lakukan sama sekali tidak ada kepentingan politik. "Hari ini kami datang mempertaruhkan harga diri untuk turun, karena kami meminta kasus ini di proses dengan serius dan jangan main-main. Kami minta supaya kejaksaan serius dalam proses penyidikan, sampai pada penetapan tersangka," ujarnya.
Sementara itu, Koordinator Lapangan (Koorlap) Aksi Hariadi Alexander Sagaye menyatakan, semua pihak mendukung agar tindak pidana korupsi segera diselesaikan oleh Kejaksaan Negeri Sorong. Selain itu, harus ada transparansi dalam proses penyidikan. Karena kalau korupsi dibiarkan, maka kemiskinan di Kota Sorong akan terus bertambah.
"Kami meminta Kejari Sorong menuntaskan penyidikan dugaan kasus korupsi penyelewengan dana ATK tahun 2017. Kejari Sorong harus melakukan tahapan-tahapan sesuai prosedur hukum dan jangan melakukan pembiaran terhadap kasus korupsi yang terjadi di Kota Sorong," ungkap Hariadi dalam orasinya.
ADVERTISEMENT
Menurut Hariadi, hari ini pihaknya sangat kecewa karena dalam beberapa aksi sebelumnya Kepala Kejaksaan Negeri Sorong ada dan menemui massa aksi. Namun hari ini, Kajari Sorong tidak ada. Hal ini, katanya, menunjukkan ada potensi negatif yang terjadi dalam kasus ini.
"Kehadiran Kajari Sorong wajib hukumnya menemui massa aksi. Kami menduga ada isu negatif yang ditujukan kepada kami, sehingga Kajari tidak mau bertemu. Aksi kami ini sama sekali tidak ditunggangi oleh siapapun," tegasnya.
Hal senada disampaikan Juru Bicara Aliansi Mahasiswa dan Pemuda Anti Korupsi (AMPAK) Kota Sorong Aprianto. Ditegaskannya, aksi yang mereka lakukan tidak ditunggangi oleh siapapun. Kalau aksi ditunggangi, maka massa aksi tidak akan sedikit seperti ini.
"Kami hadir disini atas panggilaan hati nurani. Kasus korupsi adalah musuh bersama, karena dapat merusak sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara. Kami hanya meminta agar penyidik bekerja profesional dan tidak ada tendensius apapun," harapnya.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Kepala Kejaksaan Negeri Sorong yang diwakili Kepala Seksi Barang Bukti Putu Iskadi Kekeran menegaskan, Kajari Sorong bukan tidak mau hadir dan bertemu dengan massa aksi. Akan tetapi, saat ini Kajari Sorong sedang melaksanakan tugas di luar daerah dan ada kegiatan yang harus diselesaikan.
"Terhadap tuntutan aliansi mahasiswa, tetap akan kami sikapi. Kami Kejaksaan Negeri Sorong dalam penanganan kasus dugaan korupsi, sampai hari ini masih melakukan proses hukum. Kami masih bekerja profesional, doakan kami bekerja dan silahkan kawal kinerja kami," tegasnya.
Kemudian Kasubsi Penyidikan Stevi Ayorbaba menambahkan, sampai saat ini sudah pada tahap penyidikan untuk perkara Pengadaan ATK dan Barang Cetakan pada BPKAD Kota Sorong Tahun Anggaran 2017.
"Proses tetap jalan, jadi tidak ada kata mundur. Proses yang kami lakukan sesuai dengan aturan yang berlaku. Itulah yang menjadi pegangan kita, siapa pun dia tidak mampu untuk mengintervensi kinerja kita di Kejaksaan Negeri Sorong. Kami butuh dukungan dari rekan-rekan aliansi mahasiswa dan juga masyarakat, yang terpenting dukungan doa biar kami semua sehat," tandasnya.
ADVERTISEMENT
Dalam melakukan pemeriksaan kasus korupsi, sambung Stevi, pihaknya harus bekerja teliti dan hati-hati. Sehingga pada titik tertentu, pihaknya akan mengekspose tentang peran-peran siapa yang bertanggung jawab secara hukum dalam perbuatan dia.
"Kami sangat berhati-hati dan teliti dalam pemeriksaan kasus dugaan korupsi. Nanti pada titik tertentu, akan kami ekspose tentang peran-peran siapa yang bertanggung jawab secara hukum dalam perbuatan dia," pungkasnya.
Live Update
Presiden Iran Ebrahim Raisi dan Menlu Hossein Amirabdollahian tewas akibat kecelakaan helikopter. Heli itu jatuh saat menyeberangi wilayah pegunungan di Provinsi Azerbaijan Timur, Iran, Minggu (19/5).
Updated 20 Mei 2024, 12:36 WIB
Aktifkan Notifikasi Breaking News Ini