Cerita Mari Rumowa, Melahirkan Putri Kedua di Kapal Fajar Indah

Konten Media Partner
3 Juni 2019 17:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepanikan penumpang KMP Fajar Indah II pecah saat kapal yang ditumpangi nyaris menabrak hutan bakau. Foto: Wawan/balleo-kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Kepanikan penumpang KMP Fajar Indah II pecah saat kapal yang ditumpangi nyaris menabrak hutan bakau. Foto: Wawan/balleo-kumparan
ADVERTISEMENT
Insiden tabrakan nyaris dialami Kapal Motor Penumpang (KMP) Fajar Indah II. Kapal hampir menabrak hutan bakau yang berada di sekitar perairan Kampung Lama, Teluk Bintuni, Papua Barat dalam pelayaran menuju Babo-Sorong, Senin (3/6).
ADVERTISEMENT
Kejadian ini rupanya membangkitkan kembali ingatan Maria Lusia Yanti Rumowa tentang peristiwa yang dialaminya di atas KMP Fajar Indah II, 7 tahun silam. Maria Rumowa berlayar dari Teluk Bintuni hendak mudik ke kampung halamannya di Manggarai, Nusa Tenggara Timur.
“Saya panik, kejadian tadi itu mengingatkan saya akan peristiwa 7 tahu lalu saat putri kedua saya lahir di atas KMP Fajar Indah II ini. Saya teringat situasi yang menegangkan dan saat-saat sulit itu,” kenang Maria Rumowa.
Kejadiaan naas yang hampir menimpa KMP Fajar Indah II, itu dikarenakan gangguan kelistrikan pada mesin kapal dan mempengaruhi sistem kendali kapal menjadi tidak normal. Berutung kondisi itu bisa segera diatasi sehingga pelayaran dapat dilanjutkan kembali.
Nahkoda kapal Fajar Indah II, Efendi Dowali. Foto: Wawan/balleo-kumparan
Maria Rumowa mudik ditemani keluarganya, salah seorang diantara anaknya yang lahir di atas kapal 7 tahun lalu, Indah Wati (6) tahun. Kini, Indah Wati sudah masuk sekolah dasar (SD).
ADVERTISEMENT
“Tujuh tahun yang lalu, saya mau pulang ke kampung halaman di NTT untuk melahirkan (anak kedua). Dari Teluk Bintuni ke Sorong, saya ikut KMP Gatsemani sesampainya di Sorong kapal pelni tujuan NTT sudah berlayar. Saya ketinggalan kapal. Kebetulan kapal Fajar Indah II saat itu mau naik dok (docking) ke Bitung,” tuturnya.
“Saya ikut kapal yang saat ini kita semua berlayar. Setelah satu malam berlayar saya merasakan tanda-tanda akan melahirkan, tepat pukul 00:00 WIT dengan pertolongan dan peralatan yang terbatas, saya dibantu oleh ABK dan oma anak-anak saya. Proses kelahiran putri kedua saya tepat Minggu 18 Maret 2012,” sambung Maria Rumowa.
Insiden kapal hampir menabrak hutan bakau membuat Maria Rumowa trauma akan kejadian yang terjadi 7 tahun lalu tersebut. Dirinya berharap, crew kapal agar lebih hati-hati dan memastikan kesiapan kapal demi menunjang pelayaran yang aman dan nyaman.
ADVERTISEMENT
Kepanikan juga terlihat dari penumpang lainnya. Pasalnya, dua kali kapal lepas kendali dan nyaris menabrak hutan bakau. Pelayaran KMP Fajar Indah II memang menelusuri muara yang dipenuhi tanaman bakau.
Maria Lusia Yanti Rumowa hendak mudik ke kampung halamannya di Manggarai, Nusa Tenggara Timur. Foto:Wawan/balleo-kumparan
“Awas kapal tabrak mangi-mangi,” teriak para penumpang menimbulkan suasana riuh di atas kapal.
Nahkoda kapal, Efendi Dowali saat dikonfirmasi mengaku, sudah menghubungi pihak syahbandar dan TNI AL. Langkah itu dilakukan guna mengantisipasi kondisi kapal yang bisa saja semakin memburuk.
“Bila tidak memungkinkan saya akan putar balik menuju pelabuhan Teluk Bintuni, tapi alhamdulillah semua bisa teratasi. Saya mintak maaf karena insiden ini di luar dugaan kami,” tutup Efendi.
Pewarta : Wawan
Editor : Abdul R.F