Curhatan Hati Seniman Papua Barat: Kami Dilupakan Pemerintah

Konten Media Partner
12 Juli 2019 19:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seniman asal Teluk Wondama, Jhon Frans Mambor. Foto: Muhamad Adlu/Balleo News
zoom-in-whitePerbesar
Seniman asal Teluk Wondama, Jhon Frans Mambor. Foto: Muhamad Adlu/Balleo News
ADVERTISEMENT
Jhon Frans Mambor (69), merupakan seniman yang memiliki bakat dan kreasi yang baik, terutama di bidang seni tari, ukir dan lukisan. Dengan bakat yang dimilikinya ia sempat ditawarkan untuk mengunjungi Korea dan Jepang, dengan membawa grup tarian binaannya bernama tari iriantos.
ADVERTISEMENT
"Saya punya usia ini sudah tua, saya di tawar bersama grop tari iriantos ke Korea dan Jepang, tetapi saya pribadi menolak karena perjalanan yang jauh dan kesehatan saya yang tidak mengizinkan," ujar Jhon F. Mambor saat ditemui di Pelabuhan Kuripasai Wasior Kamis (11/7).
Ia mengatakan, Ia menekuni dunia tersebut sudah 50 tahun lamanya, sejak menamatkan sekolah tingkat pertama 50 tahun silam. Seni tari yang digeluti diantaranya tari tradisional dan tarian modern . Hal ini terbukti dengan didirkannya sanggar raimu yang berarti sanggar teluk. Sementara di Manokwari diberi nama sanggar Iriantos dan Sanggar Fibes.
"Agustus Tahun 2018 lalu bersama Sanggar Manai meraih juara satu naskah terbaik di tingkat Nasional," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Saat ini ia memilih konsentrasi membuat karya lukisan di kaos dalam rangka festival pameran Teluk Wondama yang akan digelar dalam waktu dekat. Lukisan ia buat khusus pada baju kaos yang menggambarkan pulau dan tokoh Papua.
Ia juga membuat karya ukuran yang unik khas Wondama sudah banyak dikenal kalangan masyarakat meskipun masih sebatas di Kabupaten Teluk Wondama.
"Karya ukiran yang kami buat masih sebatas berada di kalangan masyarakat Wondama. Kami buat jika ada yang pesan namun tentu dengan harga yang terjangkau oleh semua kalangan," ujarnya.
Menurut Jhon Frans Mambor, Pemerintah kerap memberikan perhatian lebih pada bidang olahraga, dan melupakan para seniman. Seniman dan Budayawan Papua Barat selalu di lupakan walapuan sudah membawa nama baik tanah Papua.
ADVERTISEMENT
"Orang sering bilang bahwa olahraga mempunyai perhatian yang cukup luar biasa, tapi kami seniman hanya berdiri sendiri tanpa ada perhatian dari pemerintah," tuturnya.
Dikatakan, seiring perkembangan zaman, ia melihat kecenderungan generasi muda di Papua Barat lebih dominan mencintai rep dan reggae ketimbang tarian khas Papua.
"Saya melihat generasi muda saat ini cendrung ke budaya barat ketimbang mencintai seni dan budaya khas Papua, kalau dibiarkan akan menjadi ancaman kepunahan di masa yang akan datang," ujarnya.
Sebagai seniman, ia selalu mengajak generasi muda untuk terus bersama belajar mengembangkan budaya Papua agar hal ini tidak dimakan zaman.
Pewarta: Mohamad Adlu Raharusun