Ke Pedalaman Papua Barat Ini Tak Ada Jalan, Mesti Sewa Helikopter

Konten Media Partner
2 Desember 2020 18:02 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tampak helikopter yang digunakan Kepala kampung Aifamas, Bernardus Aifamas saat mengangkut logistik
zoom-in-whitePerbesar
Tampak helikopter yang digunakan Kepala kampung Aifamas, Bernardus Aifamas saat mengangkut logistik
ADVERTISEMENT
Kampung Aifamas, Distrik Ireres, merupakan salah satu kampung di pedalaman Kabupaten Tambrauw, Papua Barat yang masih terisolasi karena akses jalan belum ada sama sekali.
ADVERTISEMENT
Kampung yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Bintuni dan Maybrat ini hanya bisa mengadalkan Helikopter sebagai alat transportasi walaupun harus mengeluarkan biaya yang sangat mahal untuk mengangkut bahan bangunan guna membangunan kampung tersebut.
Bukti konkrit hingga saat ini, uang sebanyak Rp 300 juta digunakan Kepala Kampung Aifamas untuk menyewa helikopter guna mengantar bahan bangunan ke kampung tersebut.
Kepala Kampung Aifamas, Bernardus Aifamas, mengaku akses jalan aspal ke Kampung Aifamas belum dibangun sehingga masyarakat biasanya tempuh dengan berjalan kaki hingga seminggu untuk sampai ke kampung tersebut. Sewa Helikopter, sebutnya hanya bisa dilakukan untuk mengangkut bahan bangunan guna membangun rumah masyarakat yang sebagian besar belum dibangun.
Tampak kepala kampung Aifamas, Bernardus Aifamas menunjukan sejumlah uang disamping helikopter
"Jadi kalau kita pake heli untuk antar bahan bangunan ya kita bayar Rp 300 juta," sebutnya kepada media ini via telepon, Rabu (2/12).
ADVERTISEMENT
Disebutkan anggaran ini sebagian berasal dari dana kampung dan dana Otsus. Dia menilai pembangunan di kampung tersebut menjadi lambat karena dana kampung habis digunakan untuk membayar Helikopter.
Berkaitan dengan kondisi tersebut dirinya berharap kepada pemerintah setempat agar mencari solusi yang terbaik guna menyejahterakan masyarakat di Kampung Aifamas.
Sementara itu, Moses Syufi, wagra Kampung Ayai, Distrik Miyah menambahkan biasanya Kepala Kampung Aifamas melanja barang dari Sorong atau Manokwari kemudian dikumpulkan di Kampung Ayai untuk kemudian diangkut menggunakan Helikopter ke kampung pedalaman.
"Jadi Helikopter disewa dari Manokwari tentu ke Kampung Ayai pasti kosong dan itu dibayar lagi oleh kepala kampung dengan harga Rp 100 juta, angkut bahan bangunan bolak-balik 8 kali dibayar Rp 200 juta, jadi total Rp 300 juta," tambahnya.
Tampak uang Rp 300 juta yang digunakan untuk membayar helikopter
Dia mengaku kebijakan, usaha dan perjuangan Kepala Kampung Aifamas untuk membangun kampungnya sangat luar biasa. Karena, lanjutnya walaupun situasional akses jalan belum ada dan harus menyewa Helikopter untuk mengangkut bahan bangunan dengan dana seadanya, ia lakukan dengan penuh tanggung jawab.
ADVERTISEMENT
Karena itu ia berharap kepada Pemerintah Kabupaten Tambrauw agar memberikan perhatian dengan berupaya mencari solusi terbaik sehingga akses jalan ke kampung pedalaman bisa tembus.
Reporter: Vini