Para Bocah Gizi Buruk di Sorong Selatan

Konten Media Partner
14 Maret 2019 13:37 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Andy, anak penderita gizi buruk yang berusia 3 tahun. Foto: BalleoNews
zoom-in-whitePerbesar
Andy, anak penderita gizi buruk yang berusia 3 tahun. Foto: BalleoNews
ADVERTISEMENT
Empat anak berusia lima bulan hingga tiga tahun di Kabupaten Sorong Selatan, Provinsi Papua Barat, menderita gizi buruk sejak tahun 2018. Keempat balita tersebut tinggal di Distrik Konda, Kampung Konda, dan Kampung Wamargegen.
ADVERTISEMENT
Hal itu disampaikan Kepala Kampung Wamargegen melalui Kepala Urusan (Kaur) Kesejahteraan Rakyat (Kesra), Oktovianus Habetan, di Kampung Wamargegen pada Kamis (14/3).
"Kami di Kampung Wamargegen ada dua orang anak yang menderita penyakit gizi buruk," ujar Oktovianus.
Kaur Kesra Kampung Wamargegen, Oktovianus Habetan. Foto: BalleoNews
Ia melanjutkan, kedua anak yang menderita gizi buruk hingga kini belum dibawa ke rumah sakit karena keluarga mengalami keterbatasan biaya pengobatan. Selain itu juga, Pemerintah Kabupaten Sorong Selatan tidak memberikan fasilitas penunjang berupa mobil ambulans.
"Kedua balita ini belum dibawa ke rumah sakit untuk diperiksa, karena tidak ada biaya pengobatan serta tidak ada transportasi yang bisa mengangkut kedua balita tersebut menjalani pemeriksaan," tutup Ambrosius.
Hal senada juga disampaikan oleh Yosfina Mabrabo, kader Posyandu Kampung Konda, ketika ditemui, pada Kamis (14/3), menuturkan bahwa sejauh ini ada dua balita yang mengalami gizi buruk.
Yosefina Mabrabo, kader Posyandu Kampung Konda, menggendong salah seorang anak gizi buruk. Foto: Paul/balleo-kumparan
"Ada dua balita yang selama ini mengikuti timbang mengalami gizi buruk. Keduanya hingga kini belum menjalani pemeriksaan di rumah sakit. Pihak puskesmas hanya memberikan makanan tambahan yang diberikan oleh tim penggerak PKK Sorong Selatan," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Katanya lagi, pemberian asupan makanan tambahan yang diberikan sejak bulan Januari 2018, berlaku selama kurang lebih enam bulan.
"Makanan tambahan hanya diberikan selama enam bulan. Sisanya tidak diberikan lagi, hingga awal tahun 2019," tutupnya.
Pewarta: Paul Atakey