Pedagang di Sorong: Saya Takut Corona, Tapi Lebih Takut Keluarga Tidak Makan

Konten Media Partner
24 Maret 2020 12:24 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tampak mama papua jualan di pasar tanpa menggunakan masker, foto : Yanti
zoom-in-whitePerbesar
Tampak mama papua jualan di pasar tanpa menggunakan masker, foto : Yanti
ADVERTISEMENT
Meskipun penyebaran Virus Corona (COVID-19) sudah masuk di tanah Papua maupun Papua Barat, namun hal tersebut tidak membuat warga menghentikan aktivitas sehari-hari. Contohnya para pedagang yang berjualan di Pasar Sentral Remu, Kota Sorong, Papua Barat.
ADVERTISEMENT
Di saat sebagian warga memilih untuk tetap tinggal di dalam rumah dan bekerja dari rumah untuk mencegah dan menghindari COVID-19, namun para pedagang di sini justru tetap berjualan seperti biasa, bahkan banyak dari mereka yang berjualan tanpa menggunakan masker.
Padahal Pemerintah Kota (Pemkot) Sorong termasuk pihak Kepolisian sudah mengeluarkan instruksi dan maklumat agar warga tidak melakukan aktivitas di luar rumah, mengimbau bekerja dari rumah dan menghindari tempat-tempat keramaian.
Fahmi berjualan tanpa menggunakan masker, foto : Yanti
Salah satu pedagang mama Papua, Mariam Wonatorey, mengatakan dirinya tetap berjualan hasil kebun di Pasar Remu, meskipun sudah ada larangan dari pemerintah. "Kalau saya tidak jualan, terus anak-anak di rumah makan apa? Kita bisa saja makan hasil kebun seperti pisang, petatas dan kasbi (singkong), tapi untuk kebutuhan yang lain seperti beras dan gula, mau dapat dari mana kalau saya tidak jualan cari uang," ceritanya saat bincang-bincang dengan Balleo News, di sela aktivitasnya berjualan di Pasar Remu, Selasa (24/3).
ADVERTISEMENT
Mariam menuturkan, dirinya lebih takut Tuhan dari pada Virus Corona. "Kalau Tuhan sudah takdirkan kita meninggal, ya, mau bagaimana. Saya tidak takut virus corona, saya lebih takut Tuhan. Kita jualan seperti biasa saja ini, biar tidak pakai masker juga tidak apa-apa," ujarnya.
Tampak kebanyakan pedagang di pasar tidak menggunakan masker, foto : Yanti
Sementara itu, salah satu penjual daging di Pasar Remu, Fahmi, mengakui dirinya memang sangat takut dengan virus corona. "Kalau mau jujur, saya memang sangat takut dengan virus corona. Tapi saya lebih takut kalau tidak bisa kasih makan keluarga, anak dan istri," bebernya.
Terkait adanya rencana penutupan Pasar Remu untuk sementara waktu dalam rangka dilakukan penyemprotan disinfektan, Fahmi berpendapat itu bukan masalah. "Kalau untuk kebaikan bersama, itu tidak masalah. Tapi jangan sampai pasar ditutup dalam waktu yang lama. Karena satu hari saja kalau tidak jualan, kita pedagang ini pasti rugi," tegasnya.
Masker susah di pasaran, membuat para pedagang tidak menggunakan masker selama berjualan, foto : Yanti
Syahril, penjual sagu mengatakan dirinya tidak keberatan jika Pasar Remu ditutup untuk sementara. Asalkan, pemerintah mau memberikan kompensasi bagi mereka para pedagang.
ADVERTISEMENT
"Kebanyakan pedagang ini ada kredit di bank, terus kalau kami tidak jualan, mau bayar kredit bank pakai apa. Kalau ada kompensasi pembayaran kredit dibebaskan selama kami dirumahkan, itu tidak masalah. Kami pasti akan ikuti instruksi pemerintah," pungkasnya.
Pedagang daging Fahmi, foto : Yanti
Aktivitas di Pasar Remu, kebanyakan pedagang tanpa menggunakan masker, foto : Yanti
Mama papua santai, berjualan tanpa menggunakan masker, foto : Yanti
Mariam Wonatorey, foto : Yanti
kumparanDerma membuka campaign crowdfunding untuk bantu pencegahan penyebaran corona virus. Yuk, bantu donasi sekarang!