Pemicu Kebakaran di Kantor LIRA Papua Barat Diduga Ulah Pencuri BBM

Konten Media Partner
25 April 2019 15:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Suasana di LIRA usai kebakaran, Foto: Abdul R Fatahuddin/balleo-kumparan
Kantor Lubung Informasi Rakyat (LIRA) Provinsi Papua Barat yang terletak di Jalan Drs. Esau Sesa, Kelurahan Wosi, Distrik Manokwari Barat, Kabupaten Manokwari, Provinsi Papua Barat terbakar Kamis (25/4) sekira pukul 11.00 WIT.
ADVERTISEMENT
“Tadi pukul 11.00 WIT, kami menerima informasi dari masyarakat bahwa telah terjadi kebakaran di sebuah kios tepatnya di Jalan Baru (JL. Dres Esau Sesa, red). Kami masih lakukan penyelidikan terkait kebakaran tersebut, diduga api berasal dari penimbunan BBM,” jelas Kasat Reskrim Polres Manokwari, AKP Musa Jedi Permana, S.I.K.
Peristiwa ini diduga akibat ulah kotor para pencuri BBM bersubsidi yang suka melakukan tap BBM di sekitar lokasi kejadian yang telah berlangsung sejak lama. Kebakaran ini juga mengakibatkan sekira 3 rumah yang bersebelahan dengan kantor tersebut ikut terbakar rata dengan tanah.
Bangunan kantor LIRA maupun tiga unit rumah itu terbuat dari bahan kayu, sehingga mudah terbakar. Selain itu, 2 unit sepeda motor Suzuki Thunder dan satu sepeda motor Yamaha Vixion yang diduga milik para pencuri BBM bersubsidi itu ikut terbakar juga.
ADVERTISEMENT
“Sementara kami masih mengambil data-data dari saksi-saksi. Jelas itu (penimbunan) BBM ilegal nanti kita periksa, kita sidik,” ujar AKP Musa Permana.
Dugaan pemicu kebarakan akibat aksi para pencuri BBM bersubsidi diperkuat oleh Dansat Brimobda Polda Papua Barat, Kombespol Godhelp Cornelis Mansnembra. Ia menjelaskan, informasi awal yang diperoleh, bahwa kebakaran terjadi ketika para pelaku tap bensin tengah melakukan aktivitasnya.
Polisi Melakukan pengamanan di loaksi kebarakaran. Foto: Abdul R Fatahuddin/balleo-kumparan
“Informasinya pada saat mereka melakukan tap sambil merokok. Ya, itulah kalau sekolahnya pas-pasan kayak begitu,” ujarnya.
Penelurusan di lokasi kejadian, sejumlah barang bukti berupa puluhan jerigen kapasitas 35 liter berisi penuh premium dan jerigen kosong, serta 5 unit kendaraan roda empat ditemukan terparkir, bahkan ada beberapa jerigen yang disimpan di dalam mobil dan disembunyikan di semak-semak yang tidak jauh dari lokasi kebakaran.
ADVERTISEMENT
Semua barang bukti tersebut ditemukan tanpa ada seorang pemiliknya, diduga mereka telah melarikan diri pascakebakaran. Polisi telah menyita sebagian barang bukti berupa jerigen penuh dengan BBM, rangka sepeda motor ke Mapolres, juga memasang garis polisi di lokasi kebakaran maupun tempat kendaraan roda empat tersebut terparkir.
“Jelas kita ini kan panik karena bertetangga dengan kita. Tapi kesalahan utama itu mereka selalu tap tap bensin. Saya sudah beberapa kali tegur ini berbahaya, bensin,” ujar salah seorang saksi mata H. Syahruddin Makki di lokasi kejadian.
Syahruddin mengaku, tak bisa berbuat banyak untuk menghentikan aksi para pencurian BBM bersubsidi ini, ia hanya sekadar menegur saja.
“Karena kita tidak punya kewenangan yang punya kewenangan itu aparat pemerintah dalam hal ini aparat kepolisian supaya mereka tidak tap tap BBM lagi di dekat rumah. Ada bukti 3 motor ikut terbakar yang dipakai tap BBM dan beberapa jerigen. Ini membuat kita panik,” tuturnya.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, sejumlah bangunan yang berdiri di atas lahan yang bersebelahan dengan ruko tempat usahanya adalah bangunan liar—yang diduga juga penyambungan listriknya tidak sesuai standar—harus dicegah.
“Mereka beberapa di situ sudah tidak punya surat ijin, tempel-tempel. Harus ditertibkan. Saya lihat sudah lama itu mereka tap tap besin, sudah ada sekira 2 tahun tetapi tidak ada yang melarang mereka ini. Saya harap ini harus ditertibkan tidak boleh tap lagi di situ, siapapun tidak boleh. Ini harus menjadi perhatian pemerintah,” tandasnya.
Ketua LIRA, Didik Sumaryono mengatakan, informasi kebakaran kantor yang sekaligus tempat tinggalnya disampaikan oleh salah seorang anaknya—berhubung saat itu dirinya sedang berada di luar rumah. Didik telah menempati kantor LIRA sejak 4 tahun lalu.
ADVERTISEMENT
“Kebakaran itu berasal dari orang-orang yang tap bensin itu di belakang. Di belakang rumah saya itu ada sekira 2 atau 3 rumah, dia tap dekat rumah itu mungkin sambil merokok sehingga terbakar,” tuturnya sembari mengatakan kebakaran terjadi sekira pukul 11.00 WIT.
Polisi Memasang police line di Manokwari. Foto: Abdul R Fatahuddin/balleo-kumparan
Menurutnya, orang-orang yang suka tap bensin bukan penduduk se-tempat, melainkan orang-orang yang datang dari luar, bahkan ada yang berdomisili di daerah Prafi.
“Usaha orang ya, saya tidak larang cuma saya beri tahu kalau mau tap di luar itu jauh dari rumah. Kalau kejadian begini kan, melibatkan orang,” ujarnya seraya mengatakan rumahnya dihuni oleh 4 anggota keluarga.
Lahan di mana berdiri kantor LIRA serta sejumlah bangunan yang ikut terbakar, ini adalah milik salah soerang pengusaha, H. Nur Jaya. Dikonfirmasi, Direktur PT Pulmon ini membenarkan kepemilikan lahan tersebut.
ADVERTISEMENT
“Hamparan tanah memang milik ku, kalau bangunan milik masing-masing yang tinggal di situ,” jelasnya melalui keterangan tertulis.
Pewarta: Abdul R Fatahuddin