Pemkab Maybrat Buka Jalan Alternatif 9 Km di Distrik Mare Selatan

Konten Media Partner
9 November 2022 13:30 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mengenakan rompi kerja lapangan dan helm proyek kepada Pj Bupati Maybrat, Bernard Rondonuwu, tanda dimulainya pengerjaan jalan alternatif di distrik Mare Selatan. Foto Wim Makatita.
zoom-in-whitePerbesar
Mengenakan rompi kerja lapangan dan helm proyek kepada Pj Bupati Maybrat, Bernard Rondonuwu, tanda dimulainya pengerjaan jalan alternatif di distrik Mare Selatan. Foto Wim Makatita.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Lima kampung di distrik Mare Selatan kabupaten Maybrat terisolir lantaran banjir yang terjadi sejak April 2022 lalu seketika memutuskan satu-satunya akses jalan keluar masuk masyarakat kampung Sire, Renis, Sidi, Sidi Timur, Sabes.
ADVERTISEMENT
Banjir ketika hujan deras delapan bulan lalu membuat salah satu bekas sungai di wilayah itu meluap dan menggenangi satu-satunya ruas jalan tersebut.
Menurut kepala distrik Mare Selatan, Wellem Fawan, warga dari lima kampung Sire, Renis, Sidi, Sidi Timur dan Sabes, harus menyebrangi genangan air atau telaga tersebut menggunakan perahu.
"Masyarakat kalau mau ke Kumurkek atau Ayamau atau ke Sorong, mereka terpaksa menyeberang telaga akibat banjir itu menggunakan perahu. Soalnya itu satu-satunya akses jalan keluar masuk dari kelima kampung tersebut," ujar Wellem Fawan, Selasa (8/11/2022).
Pj Bupati Maybrat, Bernard E Rondonuwu sedang memberi arahan kepada warga distrik Mare Selatan. Foto Wim Makatita.
Menanggapi hal tersebut, pemerintah kabupaten Maybrat, melalui Pj Bupati Benhard E Rondonuwu, akhirnya membuka jalan alternatif sepanjang 9 kilo meter yang dibuka mulai dari kampung Faset sebagai titik Nol kilo meter.
ADVERTISEMENT
Jalan alternatif tersebut dibuka lantaran ruas jalan sebelumnya sudah tertutup oleh genangan banjir yang tidak bisa surut atau kering. Hal itu dilakukan semata-mata untuk membuka akses jalan menuju lima kampung di Mare Selata yang terisolir.
"Kami (Pemkab Maybrat) merasa bahwa satu-satunya jalan sebagai akses masuk keluar dari masyarakat di Mare Selatan ini sudah tertutup genangan air, maka kami akan membuka jalan alternatif, jalan ini nanti dibuka sepanjang sembilan kilo meter," ujar Benhard Rondonuwu.
"Kami akan sekap tu jalan kasi rata supaya masyarakat dong bisa terasa nyaman dan nyanda setengah mati kalau jalan, kami percepat karena struktur tanah di Mare Selatan ini sangat menunjang, strukturnya kering tidak berlumpur seperti di wilayah lain," tambahnya dengan ciri khas daileg Manadonya.
ADVERTISEMENT
Hal ini menurut Rondonuwu supaya akses transportasi dari lima kampung yang terisolir tersebut bisa lancar, masyarakat tidak lagi menggunakan perahu menyeberangi jalan yang telah digenangi air akibat banjir delapan bulan lalu.
Dikatakannya masyarakat distrik Mare Selatan tidak mempersoalkan kepemilikan tanah yang akan dibuka akses jalan alternatif itu. "Soal tanah, masyarakat di Mare Selatan ini tidak persoalkannya. Yang penting menurut mereka akses jalan bisa dibuka oleh pemerintah daerah," tandasnya.
Pemerintah kabupaten Maybrat melalui dinas Pekerjaan Umum telah menyiapkan sejumlah anggaran lewat APBD Perubahan tahun 2022 untuk pengerjaan awal sepanjang 9 kilo meter. Sehingga menurut kepala dinas PU kabupaten Maybrat, Theopilus, pengerjaan pengaspalan akan dilakukan pada tahun 2023 mendatang.
Reporter: Wim Makatita
ADVERTISEMENT