Perikanan Tangkap Skala Kecil di Raja Ampat Menjadi Prioritas Dinas Kelautan

Konten Media Partner
3 Desember 2022 13:44 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala dinas Kelautan dan Perikanan kabupaten Raja Ampat, Jusdi Lamatenggo. Foto Wim Makatita /BalleoNews.
zoom-in-whitePerbesar
Kepala dinas Kelautan dan Perikanan kabupaten Raja Ampat, Jusdi Lamatenggo. Foto Wim Makatita /BalleoNews.
ADVERTISEMENT
Perikanan skala kecil menjadi prioritas dalam memanfaatkan sumber daya ikan di perairan Indonesia khususnya di kabupaten Raja Ampat. Hal itu disampaikan kepala dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) kabupaten Raja Ampat, Jusdi Lamatenggo, Sabtu (3/12)2022).
ADVERTISEMENT
Menurut Lamatenggo, saat ini dinas Kelautan daan Perikanan di seluruh pemerintah kabupaten/kota telah dibatasi kewenangannya oleh karena adanya Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah.
"Sekarang kewenangan dinas Perikanan kabupaten Raja Ampat saat ini hanya di bidang perikanan tangkap khususnya bagi pemberdayaan nelayan kecil, pembudidaya kecil dan pengolahan perikanan skala tradisional," ujar kadis Kelautan dan Perikanan kabupaten Raja Ampat.
Dikatakannya saat ini pihaknya masih berupaya menggenjot kegiatan produksi penangkapan tradisional masyarakat dan sedang mengembangkan sentra perikanan tangkap.
"Tahun 2022 ini di yang kita coba perikanan tangkap ada di kampung Mutus dan Waigeo Utara. Ada juga empat titik yang kita coba kembangkan dari sisi perikanan tangkap, satunya di Misool, satunya di Salawati Tengah, di Waigeo Barat dan kepulauan Atau. Ini akan kita contoh, kita akan jadikan pilot projek agar sistem agribisnis itu berjalan dengan baik," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Disebutkan bahwa saat ini yang menjadi kendala di nelayan tradisional adalah persoalan pasar atau marketnya. Oleh sebab itu pihaknya akan menyatukan produksi dan pasar perikanan sehingga masyarakat bertugas hanya mencari ikan di karena sudah ada pasarnya.
"Yang akan kita dorong sekarang adalah menyatukan produksi dengan pasar perikanan, sehingga tugas masyarakat hanya mencari ikan, karena sudah ada pasarnya. Jadi setiap masyarakat dapat ikan, ditimbang dan terima duit. Itu dari sisi penangkapan," terang mantan kepala dinas Pariwisata kabupaten Raja Ampat itu.
Kemudian kata Lamatenggo, dari sisi budidaya. Sebelumya pemerintah Raja Ampat pernah terkenal dengan budidaya rumput laut dan kemudian hilang. "Nah, nantinya kita akan membangkitkan lagi budidaya rumput laut itu," tandasnya.
Menurut Jusdi, sebenarnya budidaya rumput laut sudah dikuasai oleh masyarakat, kendalanya adalah pasar serta kendala terbesar adalah unit pengolahan rumput laut ada di pulau Jawa, sementara harga rumput laut rendah.
ADVERTISEMENT
"Terkait pengolahan rumput laut ini, kita akan minta ke pemerintah pusat melalui kementerian, kalau bisa di provinsi Papua Barat Daya akan dibangun sentra pengolahan rumput laut, sehingga lebih mudah dan murah ongkosnya," imbuhnya.
Selain di bidang pengolahan perikanan, saat ini pemerintah Raja Ampat melalui dinas Kelautan dan perikanan lagi semangat mencetak hasil pengolahan kerajinan Raja Ampat.
"Kita sudah punya empat pilot projek percontohan salah satunya semua produk dari pemerintah Raja Ampat sudah dipromosikan di Geo Park. Kita mengemas hasil olahan mama-mama Raja Ampat menjadi sangat menarik. Kami menargetkan tahun depan semua produk itu menjadi souvenir khas kabupaten Raja Ampat untuk wisatawan," jelas Jusdi Lamatenggo.
Reporter: Wim Makatita