Persoalan Siswa SMA di Sorong Bawa Rokok di Kelas Menyita Perhatian Banyak Pihak

Konten Media Partner
5 Juli 2022 16:07 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tampak sebuah bungkus rokok dan korek gas lengkap dengan minuman kopi siap saji terletak di atas meja saat proses belajar mengajar sedang berlangsung.
zoom-in-whitePerbesar
Tampak sebuah bungkus rokok dan korek gas lengkap dengan minuman kopi siap saji terletak di atas meja saat proses belajar mengajar sedang berlangsung.
ADVERTISEMENT
Persoalan siswa membawa rokok di dalam ruang kelas saat proses belajar mengajar tengah berlangsung di SMA Negeri 2 Kabupaten Sorong menyita perhatian dan keprihatinan dari berbagai pihak.
ADVERTISEMENT
Ketua Lembaga Masyarakat Adat (LMA) Malamoi Kabupaten Sorong, Kornelis Usili menilai persoalan yang terjadi di SMA Negeri 2 yang melibatkan anak sekolah adalah minimnya kedisiplinan dari guru dan kepala sekolah. Sehingga anak-anak sekolah dengan berani membawa rokok di dalam kelas saat proses belajar mengajar sedang berlangsung.
"Kembali kepada guru dan kepala sekolah, jadi istilahnya begini guru makan berdiri, siswa makan berdiri, ini yang saat ini terjadi makanya siswa bisa mampu berlaku seperti ini," akunya kepada media ini di Kantor KPU Kabupaten Sorong, Selasa (5/7).
Menurutnya, jika guru tidak disiplin dalam mengajar maka sudah pasti anak-anak sekolah akan kacau dan hancur tingkah lakunya. Selain itu dia pun menyoroti sikap kepala sekolah yang tidak mampu menerapkan kedisiplinan terhadap anak sekolah sehingga persoalan yang semestinya tidak terjadi malah seenaknya dilakukan tanpa merasa takut terhadap guru.
Tampak sebuah bungkus rokok dan korek gas lengkap dengan minuman kopi siap saji terletak di atas meja saat proses belajar mengajar sedang berlangsung.
"Apalagi dilakukan pada saat jam belajar mengajar sedang berlangsung, ini kan sudah ada tanda tanya besar, apakah sudah sering terjadi atau justru kebiasaan itu dibiarkan terus menerus oleh kepala sekolah dan guru," tegasnya.
ADVERTISEMENT
Karena itu dia kemudian memberikan saran bahwa jika anak yang bersangkutan dinilai tidak memperlihatkan sikap baik layaknya anak sekolah maka alangkah baiknya dikeluarkan dari sekolah sambil berkoordinasi ke sekolah lain agar anak tersebut tidak boleh diterima di sekolah tetangga.
Sementara itu, Wakil Ketua II DPRD Kabupaten Sorong, Elon Fadan menyampaikan bahwa masalah ini terjadi karena kurangnya pengawasan dari orang tua. Kemudian, minim kedisiplinan dari pihak sekolah sehingga masalah itu bisa terjadi dengan serampangan.
“Pihak guru harus memberikan sanksi terhadap anak, agar jangan terganggu kepada siswa lain. Di berikan sanksi yang bisa di pertimbangkan. Kalau tidak bisa diarahkan perlu di berikan sanksi tegas,” kata Elon kepada media ini.
Menurutnya, masa depan tanah ini ada pada pundak generasi mudah saat ini. Jika pendidik tak mampu memberikan didikan yang baik dan maksimal terhadap anak didik maka otomatis masa depan negeri ini akan hancur berantakan.
ADVERTISEMENT
Ketua KNPI Kabupaten Sorong yang juga sebagai orang tua siswa SMA Negeri 2, Karlos Kalasuat menyatakan kenakalan remaja merupakan hal lumrah yang sudah sering terjadi. Namun kondisi ini mestinya perlu tanggapan serius melalui pendampingan yang baik dan benar supaya sikap miring dari anak tersebut bisa berubah sebagaimana siswa lainnya.
"Ini kembali lagi kepada ketegasan sekolah dan komite sekolah. Jika dari kedua organisasi ini tidak saling bekerja sama maka sudah pasti sikap yang sama akan muncul dan timbul lagi," ungkapnya.
Berkaitan dengan masalah ini, dia memberikan saran bahwa pada tahun ajaran baru, komite sekolah, kepala sekolah dan para guru harus melakukan rapat dengan para orang tua untuk menyikapi persoalan yang sama jika terjadi lagi.
ADVERTISEMENT
“Harus tegas tanpa pandang bulu baik orang asli papua. Agar menjadi efek jera bagi yang lain,” tegasnya.
Reporter: Vini