WhatsApp Image 2020-05-13 at 06.00.01.jpeg

Sampah Plastik Jadi Paving Block, Terobosan Baru Anak-anak Desa Saonek

13 Mei 2020 9:17 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sampah yang di beli dari masyarakat. Foto: Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Sampah yang di beli dari masyarakat. Foto: Istimewa
ADVERTISEMENT
Kita semua tahu bahwa paving block umumnya terbuat dari campuran pasir serta semen. Namun siapa sangka, paving block juga bisa di buat dengan sampah plastik.Hal itu seperti yang dilakukan anak-anak muda di Desa Saonek, Distrik Waigeo Selatan, Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat.
ADVERTISEMENT
Meski paving block yang terbuat dari sampah plastik bukan ide yang baru di Indonesia, tetapi anak-anak muda Saonek yang berada di ujung timur Indoensia mampu melakukanya di Raja Ampat. Tidak berlebihan jika dikatakan ini terobosan baru di Raja Ampat, Papua Barat.
"Awal berjalan sejak tanggal 6 Maret 2019 hingga saat ini. Kami diberi modal oleh pemerintah desa setempat. Kemudian mulai berjalan, sampah-sampah plastik kami beli dari masyarakat. Setelah itu dilakukan penyortiran sampah plastik dari sampah non plastik. Kemudian di timbang. Setelah itu baru di olah," ujar salah satu pencetus, Saib Sangadji.
Masak Sampah Dengan Alat Sederhana
Daur sampah plastik dengan drum. Foto: istimewa
Sahib Sangadji bersama anak-anak muda Desa Saonek kurang lebih sekitar 30 orang bergotong royong memajukan usaha paving blok tersebut. Dengan tugas yang sudah di bagi-bagi. Sebagian menyortir sampah dan sebagian lagi mencetak menjadi paving block.
ADVERTISEMENT
Pembuatanya cukup sederhana, sampah-sampah plastik yang sudah di sortir kemudian dimasak dalam wadah drum. Setelah sampahnya sudah dimasak lalu di campur dengan pasir agar paving tidak licin. Setelah campuran sudah jadi kemudian dicetak dalam cetakan yang sudah di sediakan.
Meskipun pembuatanya sangat sederhana dangan alat-alat pendukung yang terbatas, namun siapa sangka, ada tujuan mulia dari anak-anak muda ini, yaitu mengurangi populasi sampah plastik di lingkungan desa Saonek. Bahkan mereka berkeinginan bisa mengurangi sampah di Raja Ampat secara keseluruhan.
Sahib bercerita bahwa mereka ingin mewujudkan lingkungan yang bersih, bebas sampah plastik. Nilai plusnya ada omset serta perputaran ekonomi di tengah-tengah masyarakat.
"Manfaatnya sangat besar, lingkungan bersih, ada omset dan juga perputaran ekonomi. Karena sampah kami beli dari masyarakat, kemudian paving block di jual ke Kota Waisai. Dinas lingkungan hidup dan salah satu resort sudah membeli dan menggunakan hasil paving block dari kami," ungkap Sahib.
ADVERTISEMENT
Terkendala Dana dan Alat Produksi
Timbang sampah yang sudah di sortir. Foto: Istimewa
Selama produksi kami menggunakan alat-alat seadanya, seperti wadah daur ulang masih menggunakan drum, masih menggunakan kayu-kayu untuk memasak. Kami juga hanya menggunakan 15 cetakan paving block. Kami hanya bermodalkan semangat.
Menurut Sahib idealnya mendaur sampah plastik menjadi paving block harus dengan peralatan yang lengkap. Seperti mesin pencacah plastik, tungku wadah khusus yang dibuat untuk memasak sampah. Alat cetak juga harus banyak.
Harapannya kegiatan daur ulang ini dapat memperoleh dukungan dari semua pihak, sehingga proses daur ulang terus berlanjut, dan dapat menjangkau pasokan sampah plastik dari semua pelosok desa seantero kabupaten raja ampat.
Kami membutuhkan dukungan modal usaha, alat produksi. Kami juga bercita-cita mengembangkan usaha ini menjadi sebuah perusahaan. Namun pengurusan pembentukan menjadi sebuah perusahaan juga membutuhkan dana.
ADVERTISEMENT
Kami berharap ada dukungan modal. Kami terbuka kepada siapa saja yang ingin membantu atau ingin bekerja sama. Kita sama-sama menyelamatkan Kabupaten Raja Ampat dari sampah plastik.
Sampah palstik yang sudah jadi paving block. Foto: Istimewa
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten