Siswa SD di Sorong Terpaksa Pindah Sekolah karena Guru Kerap Bolos

Konten Media Partner
14 Mei 2019 14:57 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Papan Nama SD  Negeri 6 Kabupaten Sorong, Foto:Paul/balleo-kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Papan Nama SD Negeri 6 Kabupaten Sorong, Foto:Paul/balleo-kumparan
ADVERTISEMENT
Sekolah Dasar Negeri (SDN) 6 Kabupaten Sorong yang terletak di Distrik Klabot, perbatasan antara Kabupaten Sorong Selatan, kondisinya memprihatinkan. Pasalnya, sekolah yang baru dibangun pada 2015 itu terlihat tidak terawat. Bahkan, rumput liar tampak tumbuh rimbun di halaman sekolah.
ADVERTISEMENT
Menurut pengakuan Martinus E selaku perangkat Kampung Klabot, Distrik Klabot, hingga kini hanya ada lima guru di sekolah itu, tiga di antaranya berstatus PNS. Namun sejauh ini, tiga guru PNS itu tidak pernah terlihat mengajar di SDN 6 Kabupaten Sorong.
“Sejauh ini hanya dua guru honorer yang melakukan kegiatan mengajar di sekolah. Sementara tiga guru PNS tersebut tidak pernah mengajar. Bahkan ketiganya tinggal di Kota Sorong,” ujar Martinus, ketika ditemui di rumahnya, Selasa (14/5).
Martinus E bersama anak-anaknya. Foto: Fransiskus/balleo-kumparan
Kini, sekolah yang memiliki lima ruangan tersebut terlihat sepi. Padahal sebelumnya, ada sekitar 120 siswa yang bersekolah di sana. Namun, ketiadaan guru menyebabkan orang tua siswa memilih untuk memindahkan anaknya ke sekolah lain, dan kini jumlah siswa di SDN 6 Kabupaten Sorong tidak sampai 50 orang.
ADVERTISEMENT
“Dulu banyak anak yang sekolah di sini. Sebagian besar memilih pindah karena guru-guru tidak ada yang mengajar, apalagi ketiga guru PNS yang tidak pernah kelihatan masuk mengajar,” ketus Martinus.
Hal senada juga disampikan Marthina, warga Kampung Klabot. Ia menuturkan, sejauh ini, siswa lebih banyak libur. Sebab, dua guru honorer yang ada juga tidak begitu aktif mengajar. Kadang mengajar, kadang juga tidak.
SDN Kabupaten Sorong, Foto:Paul/balleo-kumparan
“Anak-anak lebih banyak meliburkan diri, karena guru-guru yang mengajar di sekolah tersebut, tidak mengajar,” beber Marthina.
Pewarta: Fransiskus X Ea