Tak Miliki Biaya Obati Anak, Seorang Ibu di Manokwari Rela Melaut

Konten Media Partner
7 Mei 2019 20:48 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Maria Baransano melaut pada sore hari untuk mencari ikan dan menjualnya. Foto: Roli/balleo-kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Maria Baransano melaut pada sore hari untuk mencari ikan dan menjualnya. Foto: Roli/balleo-kumparan
ADVERTISEMENT
Gabriel Baransano, anak berusia 9 tahun ini menderita penyakit kronis. Penyakit yang dialaminya terbilang langka. Akibat dari penyakit yang dideritanya, ibu kandungnya terpaksa harus menjadi seorang pelaut (nelayan). Alasan ini diambil ibu kandungnya itu, lantaran tidak ada biaya untuk mengobati anaknya.
ADVERTISEMENT
Ibu Gabriel Baransano, Maria Baransano, terpaksa menjadi nelayan, setelah anaknya menderita penyakit langka tersebut. Maria mengisahkan, dirinya terpaksa bekerja laiknya seorang pria, demi mengumpulkan sejumlah uang agar bisa mengobati anaknya.
Gabriel Baransano saat berada di kamar tidurnya. Foto:Roli/balleo-kumparan
"Awalnya Gabriel sakit kepala, pada dua tahun lalu tepatnya pada tahun 2017, Gabriel merasa sakit kepala, sehingga dibawa ke puskesmas. Setelah melakukan pemeriksaan, pihak puskesmas menyampaikan bahwa anak saya hanya menderita malaria. Namun dalam perjalanan, rasa sakit terus dirasakan oleh Gabriel," ujar Maria Baransano, ketika ditemui Balleo News, Rabu (8/5).
Gabriel merasa sakit pada bagian kepala terus menerus, sehingga dibawa ke dokter di daerah Wosi, Manokwari, Papua Barat. Dari pemeriksaan dokter, diketahui bahwa Gabriel menderita penyakit malaria tropika. Dokter pun memberikan obat, namun dirinya tidak mengalami perubahan, sehingga membuat Gabriel mengalami kematian pada anggota tubuh bagian kiri.
Maria Baransano dan Gabriel Baransano saat berada di kamar. Foto: Roli Balleo-kumparan
"Dokter mengatakan kesakitan kepala yang dialami Gabriel akan berpengaruh kepada saraf, yang mengakibatkan pembicaraan tidak normal. Saat memasang oksigen, menimbulkan kondisi tubuhnya tidak normal, beberapa anggota tubuhnya mengalami pembengkakan. Sehingga dokter memberikan saran agar Gabriel dirujuk ke Jayapura, untuk di periksa lebih lanjut, namun karena keterbatasan biaya, hingga kini Gabriel belum bisa dibawa ke rumah sakit karena keterbatasan biaya," ujar Maria sambil menangis.
ADVERTISEMENT
Sejak menderita penyakit tersebut, Gabriel bar kelas 1 SD. Ia terpaksa tidak bisa lanjutkan sekolah dan mengubur impiannya karena menderita penyakit tersebut.
"Keinginan Gabriel untuk sekolah begitu besar, namun karena menderita sakit harapannya terkubur. Gabriel merupakan anak pertama dari tiga bersaudara," ujar Maria.
Maria berharap, kiranya pemerintah dapat memperhatikan dan memberikan bantuan kepada Gabriel agar penyakit yang dideritanya dapat disembuhkan dan dapat kembali bersekolah.
"Kami minta pemerintah memberikan bantuan agar Gabriel dapat menjalani pengobatan dan bisa kembali bersekolah," tutupnya.
Pewarta: Roli Kasamilale