Kampanye Hitam di Ruang Publik Harus Dihentikan

Konten dari Pengguna
10 Maret 2019 18:14 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Bambang Soesatyo tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ketua DPR Bambang Soesatyo. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ketua DPR Bambang Soesatyo. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
ADVERTISEMENT
Saya mengimbau semua anggota tim pemenangan calon presiden-calon wakil presiden (capres-cawapres) untuk berhenti mempraktikkan kampanye hitam. Sebagian masyarakat telah masuk perangkap kebencian antar-kelompok, akibat tingginya intensitas kampanye hitam yang bernuansa fitnah dan kebohongan.
ADVERTISEMENT
Selain perangkap kebencian antar-kelompok, kampanye hitam bermuatan fitnah, ujaran kebencian dan kebohongan, hingga hoaks justru mengarah pada tindakan atau upaya membodohi masyarakat. Dinamika pemilihan umum (pemilu) yang seharusnya menyenangkan dan damai, akan menjadi tidak produktif jika masyarakat tidak semakin cerdas dalam merumuskan sikap dan pilihan politiknya.
Lebih dari itu, tahun elektoral 2019 akan meninggalkan aib jika masyarakat terperangkap dalam suasana kebencian antar-kelompok yang berkepanjangan. Indikasi meluasnya kebencian antar-kelompok sudah terlihat dari saling ejek antara 'Kelompok Cebong' melawan 'Kelompok Kampret'. Sulit untuk memprediksi kapan berakhirnya rivalitas 'Cebong versus Kampret', karena kebencian itu dibangun dengan sentimen SARA.
Contoh kampanye hitam terbaru yang bermuatan penghinaan adalah beredarnya foto kondom bergambar capres-cawapres nomor urut 01 di WhatsApp dan media sosial. Sebelumnya, ada kasus kampanye hitam oleh tiga perempuan di Karawang, Jawa Barat. Kampenye itu dinyatakan sebagai perbuatan terlarang karena memuat tuduhan tentang legalisasi perkawinan sejenis dan juga tuduhan bahwa suara azan akan ditiadakan. Di tempat lain, ada tuduhan bahwa pelajaran agama di sekolah akan dihapus.
ADVERTISEMENT
Pembuat kampanye hitam itu mencerminkan kebencian kelompoknya. Kelompok lain tidak senang karena pasangan yang diusungnya dituduh seperti itu. Maka, mereka pun mengekspresikan kebencian dengan ujaran-ujaran yang tak kalah sengitnya. Cukup jelas bahwa tingginya intensitas kampanye hitam itu telah membangun perangkap kebencian antar-kelompok masyarakat.
Berangkat dari keprihatinan itulah, saya mendorong tim pemenangan dari kedua kubu capres-cawapres untuk segera menghentikan kampanye hitam. Banyak kalangan sudah menunjukkan keprihatinan atas fakta mengenai perangkap kebencian antar-kelompok itu. Saya juga berharap tim pemenangan kedua kubu tidak menutup mata atas kecenderungan yang menyedihkan itu.
Sebelum situasinya bertambah parah, semburan kampanye hitam di ruang publik harus dihentikan. Mengutamakan kegiatan kampanye yang simpatik dan mencerahkan merupakan langkah awal untuk menghilangkan perangkap kebencian antar-kelompok itu.
ADVERTISEMENT