Pilkada Langsung, Lebih Banyak Mudarat atau Manfaat?

Konten dari Pengguna
12 Maret 2018 15:41 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Bambang Soesatyo tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Bambang Soesatyo. (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Bambang Soesatyo. (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
ADVERTISEMENT
Saya sangat prihatin dengan sistem Pilkada Langsung yang penuh dengan politik transaksional. Sebagaimana diketahui, berbagai calon maupun kepala daerah terpilih, banyak yang menjadi "pasien" Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
ADVERTISEMENT
Kami di DPR banyak menerima masukan dan laporan tentang sistem pilkada langsung yang telah banyak memakan korban. Saya berharap KPK bisa membuat kajian tentang Pilkada Langsung dan dampaknya terhadap korupsi maupun kondisi sosial bangsa. Apakah memang Pilkada Langsung lebih banyak manfaatnya bagi bangsa ini atau sebaliknya. Lebih banyak mudharat daripada manfaatnya. Kita tak boleh takut dan malu dalam memperbaiki sistem yang ada.
Banyak pihak menilai, penerapan Pilkada melalui DPRD akan mempersempit ruang korupsi. Sekaligus mempermudah KPK dalam melakukan pengawasan. Saya rasa KPK akan mudah mengawasi pemilihan Pilkada melalui DPRD. Kita tidak ingin bangsa ini terus berkubang dalam lingkaran korupsi. Sistemnya harus diperbaiki dengan meningkatkan tindakan pencegahan dan pengawasan.
Bambang Soestayo (Foto: Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Bambang Soestayo (Foto: Istimewa)
KPK harus lebih mengedepankan tindakan pencegahan dibanding penindakan. Dengan meningkatkan tindakan pencegahan dan pengawasan, kedepannya KPK akan semakin dipercaya publik, serta dapat meninggalkan legacy yang besar bagi bangsa dan negara.
ADVERTISEMENT
KPK harus terus meningkatkan profesionalitas dan transparansi, berdasarkan sistem dan standar yang baku, serta ditopang manajemen dengan kaidah good governance.
Saya juga menyampaikan bahwa DPR tanpa ragu akan terus mendukung keberadaan KPK agar bisa bekerja secara profesional.
Komitmen saya sebagai Ketua DPR RI, saya ingin KPK semakin kuat dan profesional. Pekerjaan KPK belum selesai. Apalagi dengan modus korupsi yang lebih canggih serta semakin masif. DPR akan selalu mendukung penguatan KPK, baik dari segi legislasi maupun anggaran.
Terakhir saya menyampaikan, agar kegiatan KPK Mendengar dijadikan kegiatan rutin dan dilaksanakan secara berkala. Tak hanya melibatkan pimpinan lembaga negara, melainkan juga unsur masyarakat. Agar masyarakat bisa menjadi bagian dari pencegahan dan pemberantasan korupsi.
Penyampaian Laporan KPK 2017 (Foto: Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Penyampaian Laporan KPK 2017 (Foto: Istimewa)
Kegiatan KPK Mendengar yang dilaksanakan hari ini menjadi bukti bahwa KPK tak menutup diri terhadap saran, masukan, ataupun kritik dari berbagai pihak. Saya yakin semua saran maupun kritik sama sekali tak bertujuan melemahkan, melainkan justru memperkuat KPK.
ADVERTISEMENT
Demikian terang saya saat menghadiri Penyampaian Laporan Tahunan KPK 2017 dan Kegiatan KPK Mendengar di Gedung KPK, Jakarta, Senin (12/3).
Hadir dalam acara tersebut sejumlah pimpinan lembaga negara, antara lain Ketua Mahkamah Konstitusi Arif Hidayat, Ketua BPK Moermahadi Soerja Djanegara, Kepala Staf Presiden Moeldoko, Ketua Ombudman Amzulian Rifai, Ketua Komisi III DPR RI Kahar Muzakir, Wakil Ketua Mahkamah Agung Syafrifuddin, Sekjen Komisi Yudisial Danang Wijayanto, Sekjen Komnas HAM Tasdiyanto, Kabareskrim Mabes Polri Komjen (Pol) Ari Dono Sukmanto, Jampidsus Adi Toegarisman serta sejumlah tamu undangan lain. (*)
Penyampaian Laporan KPK 2017 (Foto: Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Penyampaian Laporan KPK 2017 (Foto: Istimewa)