11 Tahun Kelompok Pantomim Bandung Dirayakan di Pasar Cihapit

Konten Media Partner
17 November 2018 16:31 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
11 Tahun Kelompok Pantomim Bandung Dirayakan di Pasar Cihapit
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Peringatan 11 tahun Mixi Imajimimetheatre Indonesia di Pasar Cihapit, Bandung. (Foto: Mixi Imajimimetheatre Indonesia)
ADVERTISEMENT
BANDUNG, bandungkiwari - Pasar Cihapit yang terhimpit desakan jaman mendapatkan pengalaman janggal. Bukan karena Alien turun ke pasar untuk membeli kacang rebus atau penganan kue cucur. Melainkan kedatangan para pembeli berpupur putih, berbicara tanpa suara, bertanya tanpa kata.
Tentu kedatangan manusia-manusia tanpa kata membuat para pedagang pasar yang biasa bercakap dengan lisan, kebingungan. Bagaimanapun para pedagang harus menerjemahkan bahasa tubuh yang penuh simbolik dari mereka. Namun perlahan suasana pasar mencair, bahkan sayuran, buah dan bumbu dapur ikut melebur.
Bukan tanpa sebab para aktor pantomime hadir di pasar Cihapit. Bukan pula karena mereka ingin berbelanja keperluan penyangga perut, atau mencoba menguji bahasa tubuh kepada para pedagang. Akan tetapi sedang memeringati hari kelahiran kelompok pantomim mereka yang diberi nama Mixi Imajimimetheatre Indonesia.
ADVERTISEMENT
Mixi Imajimimetheatre Indonesia merupakan kelompok seni pantomime asal Bandung yang terbentuk 11 November 2007 lalu. Didirikan beberapa seniman muda yang memiliki semangat pergerakan yaitu: Rakhmat Koesnadi, Mumu Zainal Mutaqin, Wanggi Hoediyatno dan beberapa seniman pantomim lainnya.
Menurut Wanggi Hoed yang kini menjadi motor kelompok ini, Mixi Imaji Mime Theatre merupakan ruang belajar komunal yang bergerak dan beraktivitas dalam ilmu disiplin di dunia seni pertunjukan yaitu seni pantomim.
11 Tahun Kelompok Pantomim Bandung Dirayakan di Pasar Cihapit (1)
zoom-in-whitePerbesar
Peringatan 11 tahun Mixi Imajimimetheatre Indonesia di Pasar Cihapit, Bandung. (Foto: Mixi Imajimimetheatre Indonesia)
Hal yang menarik dari perayaan kelahiran mereka, selain perjalanan yang lumayan panjang, adalah tempat perayaan itu sendiri yang berada di area Pasar Cihapit. Berbeda dengan kegiatan kelompok seni lain yang biasa hadir di ruang kesenian, Mixi Imajimimetheatre Indonesia memilih pasar sebagai ruang pengkhidmatan perjalanan mereka.
ADVERTISEMENT
“Pasar adalah tempat titik temu penjual dan pembeli melakukan transaksi jual-bel. Dan kami di sini berinteraksi sosial untuk berbagi seni yang kami miliki. Pantomim rasa timur di ruang jual-beli,” ucap Wanggi, lelaki kelahiran Cirebon ini.
Perayaan 11 tahun Mixi Imajimimetheatre Indonesia yang mengusung tema ‘Menjelajahi Imajinasi, Menyelami Sunyi’, memang sengaja mengambil lokasi di pasar Cihapit di los kecil toko buku Akasa Book Store. Hal tersebut merupakan upaya untuk saling silang gagasan terhadap ruang dan kemungkinannya dapat direspons dan dijelajahi dalam rutinitas transaksi jual-beli kerakyatan.
“Bagaimana pantomim kami hadir dengan arsip dan juga artefak yang dibaca para pedagang dan pembeli. Interaksi seperti ini adalah wujud komunikasi silaturahmi yang tak berjarak antara seni dan masyarakat,” ucap Wanggi.
11 Tahun Kelompok Pantomim Bandung Dirayakan di Pasar Cihapit (2)
zoom-in-whitePerbesar
Pameran 11 tahun Mixi Imajimimetheatre Indonesia di Pasar Cihapit, Bandung. (Foto: Agus Bebeng/Bandungkiwari)
ADVERTISEMENT
Selain menampilkan repertoar pantomime, Mixi Imajimimetheatre Indonesia menghadirkan pula pameran kecil perjalanan mereka, sekaligus diskusi pantomim. Pada kesempatan tersebut hadir dua orang aktor pantomime yaitu: Mumu Zainal Mutaqin dan Dede Dablo.
Mumu dan Dablo menjelaskan perjalanan 11 tahun Mixi Imajimimetheatre Indonesia di dunia seni pertunjukan. Bagi mereka berdua yang telah lama bergerak di dunia gestur ini, secara implisit perayaan ulang tahun Mixi merupakan napas untuk seni pantomim di Bandung dan umumnya Indonesia.
Mumu yang memberikan tafsir “pantomim adalah obat”, menjelaskan bagaimana peran pentingnya kehadiran pantomim dalam wacana realitas masyarakat. Begitupun halnya seorang Dablo yang menyatakan esensi pantomim adalah kehidupan manusia. Dirinya menganalogikan bayi yang kali pertama berhubungan dengan dunia tidak akan berkata. Namun lebih banyak memberi pesan kepada orangtuanya melalui gerak tubuh.
ADVERTISEMENT
Terlepas dari bahasan tersebut, 11 tahun perjalanan pantomim, kelompok ini mengusung tema ‘Menjelajahi Imajinasi, Menyelami Sunyi’ sebuah tajuk yang tentu memberi tafsir mendalam tentang makna imajinasi dan sunyi. Dua teks yang tentu tidak akan lepas dari pergerakan para kaum Bip atau manusia berpupur putih.
Wanggi menyatakan 11 tahun bukan sekedar angka dalam nominal belasan. Angka estafet yang melewati 1 dekade panjang, menafasi ruang-ruang yang tak berbatas. Lebih dari itu 11 tahun adalah membaca ekosistem pantomim tanah air adalah membaca tanda kenyataan dari realitas zaman hari ini lewat jalan sunyi.
11 Tahun Kelompok Pantomim Bandung Dirayakan di Pasar Cihapit (3)
zoom-in-whitePerbesar
Pameran 11 tahun Mixi Imajimimetheatre Indonesia di Pasar Cihapit, Bandung. (Foto: Agus Bebeng/Bandungkiwari)
‘Menjelajahi Imajinasi, Menyelami Sunyi’ bukan sekedar tema dalam perayaan 11 tahun ini, namun manifestasi perjalanan yang kami syukuri hingga kini masih bisa bertemu bersilaturahmi dan berkarya.
ADVERTISEMENT
“Menjelajahi Imajinasi merupakan suatu penjelajahan menuju imajinasi baru, ada kekuatan imajinasi untuk melihat, membaca kehidupan dari sudut pandang berbeda guna menatap masa depan yang baik. Menyelami Sunyi merupakan penyelaman kembali dari kedalaman kesunyian yang kami pelajari, mencoba mengevaluasi dari yang sudah dirasa dan dipaham bahkan dilakukan hingga kini,” tegas Wanggi terperinci.
Imajinasi dan Sunyi itulah yang selalu menghampiri para aktor pantomim termasuk Mixi Imajimimetheatre Indonesia. Mereka berbahasa secara gestural, mengungkap kedalaman makna pesan yang selama ini membentur realitas tembok kesadaran masyarakat.
Bagi kelompok ini pantomim bukan sekedar hiburan, akan tetapi bagaimana mampu memberikan pencerahan kepada masyarakat luas, tidak terkecuali para pedagang pasar Cihapit. Berangkat dari pernyadaran itulah kerap kali kelompok ini hadir di ruang publik untuk menampar kesadaran yang beku pada nalar masyarakat. (Agus Bebeng)
ADVERTISEMENT