12 Jam Bandung Dikepung Para Penari

Konten Media Partner
29 April 2018 22:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Penari kontemporer tampil pada peringatan Hari Tari Dunia di Bandung, Minggu (29/4/2018). Acara Bandung Ayo Menari 12 Jam ini bertema ‘Spirit Tubuh Tanpa Batas’. (Foto: Agus Bebeng/ bandungkiwari.com)
ADVERTISEMENT
BANDUNG, bandungkiwari - Suara gamelan berdentum menghentak tubuh penari yang melarung dalam hiruk pikuk kota. Senyum dan rona kebahagiaan terpancar dari wajah para penari, meski keringat menetes membuat jejak sungai wajah pada bedak dan gincu merah saga penuh makna.
Para penari tampil pada peringatan Hari Tari Dunia di Bandung, Minggu (29/4/2018). Acara Bandung Ayo Menari 12 Jam ini bertema ‘Spirit Tubuh Tanpa Batas’. (Foto: Agus Bebeng/ bandungkiwari.com)
Nafas tradisi hadir mandiri dalam keriaan penari yang terus bergantian menari tanpa henti selama 12 jam. Mereka hadir dengan semangat keras seperti gamelan yang ditempa waktu untuk merayakan Hari Tari Dunia.
Penari tampil pada peringatan Hari Tari Dunia di Bandung, Minggu (29/4/2018). Acara Bandung Ayo Menari 12 Jam ini bertema ‘Spirit Tubuh Tanpa Batas’. (Foto: Agus Bebeng/ bandungkiwari.com)
ADVERTISEMENT
Satu hari berarti untuk kaum tari yang ditetapkan pada 29 April 1982 oleh UNESCO sebagai bentuk penghargaan kepada Jean George Noverre seniman balet asal Perancis, yang lahir 29 April 1727 atas jasanya melakukan pembaharuan di Dunia Tari.
Penari cilik disuapi sang ibu sebelum tampil pada peringatan Hari Tari Dunia di Bandung, Minggu (29/4/2018). Acara Bandung Ayo Menari 12 Jam ini bertema ‘Spirit Tubuh Tanpa Batas’. (Foto: Agus Bebeng/ bandungkiwari.com)
Acara yang diselenggarakan Masyarakat Seni Rakyat Indonesia (Masri) dengan nama “Bandung Ayo Menari” yang mengusung tajuk “Spirit Tubuh Tanpa Batas”. Sebuah tafsir terhadap tubuh yang ingin disampaikan kepada masyarakat luas, tentang kehadiran tubuh penuh energi dengan keselarasan tidak terbatas untuk saling menghargai kekhasan masing-masing laku tubuh.
Penari bersama nayaga bersiap tampil pada peringatan Hari Tari Dunia di Bandung, Minggu (29/4/2018). Acara Bandung Ayo Menari 12 Jam ini bertema ‘Spirit Tubuh Tanpa Batas’. (Foto: Agus Bebeng/ bandungkiwari.com)
ADVERTISEMENT
Acara yang dimulai pada Minggu (29/4/208) pagi itu merpresentasikan tubuh sebagai daya hidup dan bahasa ungkap estetik kepada masyarakat di ruang publik.
Para penari cilik menari bersama pada gelaran Car Free Day di Jalan Juanda, Dago, Bandung dalam memperingati Hari Tari Dunia. (Foto: Agus Bebeng/ bandungkiwari.com)
Selain itu perayaan Hari Tari Dunia bertujuan untuk menampilkan para penari dan penata tari, sekaligus menyertakan para orang tua kadang catrik (murid) untuk mengenal lebih jauh bagaimana suasana peringatan Hari Tari Dunia ini.
Para penari cilik menari bersama pada gelaran Car Free Day di Jalan Juanda, Dago, Bandung dalam memperingati Hari Tari Dunia. (Foto: Agus Bebeng/ bandungkiwari.com)
Perayaan yang diharapkan berkelanjutan setiap tahun ini, sebagai mimpi yang harus diwujudkan para penari di Jawa Barat untuk beriringan bersama Solo, Jawa Tengah, yang mencetuskan kali pertama Hari Tari Dunia. Demi menghidupkan khasanah tari di setiap daerah yang mampu membaurkan antara tradisi dan kontemporer (Agus Bebeng)
ADVERTISEMENT