2 Malam, Damkar Bandung Berhasil Padamkan Kebakaran Pasar Kosambi

Konten Media Partner
20 Mei 2019 15:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mobil pemadam kebakaran keluar masuk memadamkan api di Pasar Kosambi. (Iman Herdiana)
zoom-in-whitePerbesar
Mobil pemadam kebakaran keluar masuk memadamkan api di Pasar Kosambi. (Iman Herdiana)
ADVERTISEMENT
BANDUNG, bandungkiwari – Setelah bergulat dengan api sejak Sabtu malam (18/5), Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (Diskar PB) Kota Bandung berhasil memadamkan kebakaran di Pasar Kosambi, Jalan Ahmad Yani, Bandung.
ADVERTISEMENT
Pantauan Bandungkiwari Senin (20/5) pukul 14.00, asap tebal sudah tidak tampak di lokasi pasar yang terbakar. Hanya tampak asap tipis di bagian belakang maupun depan pasar. Berbeda dengan pagi tadi asap tebal masih membumbung.
“Kita sekarang lagi pendinginan dan penyisiran,” kata petugas Diskar PB Kota Bandung, Asep Heri, di lokasi, Senin (20/5).
Petugas pemadam kebakaran berusaha memadamkan api di Pasar Kosambi. (Iman Herdiana)
Saat ini, menurut Asep, ada sekitar 30 persenan sumber panas yang masih disisir dan didinginkan. Pihaknya memprediksi proses pendinginan akan selesai saat magrib. “Insha Allah sampai magrib beres,” katanya.
Ia mengatakan, petugas sudah bisa masuk ke bagian titik-titik sumber panas. Menurutnya, faktor yang menghambat pemadaman kebakaran Pasar Kosambi adalah panas dan asap tebal yang sulit ditembus.
Pedagang mengamati bekas Pasar Kosambi yang terbakar. (Iman Herdiana )
Kebakaran terjadi di lantai dasar, hal ini membuat sirkulasi udara tidak lancar. “Asapnya sangat tidak enak,” kata Asep Heri.
ADVERTISEMENT
Asap kebakaran Pasar Kosambi memang tercium menyengat dan tajam. Diduga, asap tersebut bersumber dari bakaran sejenis plastik atau benda non-alami lainnya. Tidak sedikit petugas yang mengalami sesak dan harus mendapat bantuan oksigen dari petugas kesehatan.
Meski api sudah berhasil dijinakkan, Asep menyatakan para pedagang atau warga belum bisa masuk ke lokasi mengingat kondisi lokasi masih berbahaya bagi kesehatan. “Pedangang yang mau masuk tidak diperbolehkan dulu karena untuk menjaga keselamatan,” terangnya. (Iman Herdiana)