400 Tunanetra Mengikuti Tadarus Nasional Al-Quran Braille di Bandung

Konten Media Partner
3 Juni 2018 11:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
400 Tunanetra Mengikuti Tadarus Nasional Al-Quran Braille di Bandung
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Tunanetra muslim membaca Al-Quran pada acara Tadarus Al-Quran Braille yang diselenggarakan Ikatan Tunanetra Muslim Indonesia di Masjid Al-Ukhuwah Bandung, Sabtu (2/6/2018). (Foto: Agus Bebeng/Bandungkiwari)
ADVERTISEMENT
Dari dalam masjid terdengar lantunan ayat suci Al-Quran yang berbaur dengan bising suara kendaraan di area Balai Kota Bandung. Ratusan orang berlalu lalang menyemarakkan suasana Ramadan yang terasa kental menyelimuti area masjid.
Sementara itu, ratusan orang tampak khusyuk membaca Al-Quran. Tangan mereka menyentuh titik demi titik huruf braille dan mengirimkannya ke syaraf bibir menjadi rangkaian ayat-ayat suci penuh makna.
Kegiatan membaca Al-Quran Braille yang diselenggarakan Ikatan Tunanetra Muslim Indonesia (ITMI), merupakan acara untuk menyemarakkan bulan suci Ramadhan, menjalin silaturahmi, sekaligus mengevaluasi kemampuan baca tulis Al-Quran Braille di kalangan tunanetra muslim.
Acara bertajuk "Tadarus Nasional Quran Braille" ini melibatkan 400 peserta tunanetra Muslim dari berbagai komunitas dan dari pelbagai tempat.
ADVERTISEMENT
Menurut Ketua Pantia Tadarus Nasional Al-Quran Braille, Eman Sulaiman, acara tersebut merupakan cara untuk membumikan Al-Quran, mensyiarkan Islam, dan membiasakan kegiatan membaca dan menghafal Al-Quran di kalangan tunanetra muslim.
“Tadarus diikuti 8 propinsi, yaitu DKI Jakarta, Jabar, Jateng, Jogja, Jatim, Sumbar, dan Bangka Belitung” ucap Eman menambahkan.
400 Tunanetra Mengikuti Tadarus Nasional Al-Quran Braille di Bandung (1)
zoom-in-whitePerbesar
Tunanetra muslim membaca Al-Quran pada acara Tadarus Al-Quran Braille yang diselenggarakan Ikatan Tunanetra Muslim Indonesia di Masjid Al-Ukhuwah Bandung, Sabtu (2/6/2018). (Foto: Agus Bebeng/Bandungkiwari)
Pihak penyelenggara berharap, kegiatan yang secara langsung disiarkan melalui gawai dan berpusat di Bandung ini, mampu memotivasi tunanetra muslim untuk menjadikan membaca Al-Quran Braille sebagai kebiasaan dalam keseharian mereka.
Meski tidak dimungkiri kini telah hadir Al-Quran Digital, tetapi menurut Eman alangkah lebih baiknya jika tunanetra muslim membaca Al-Quran secara benar dengan Tajwid yang baik.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, Eman menambahkan 80 persen tunanetra sudah bisa membaca Al-Quran, 20 persen lainnya masih belajar secara berkesinambungan.
Proses membina para tunanetra untuk membaca Al-Quran Braille menurutnya tidak mudah karena membutuhkan waktu dan intensitas yang terus menerus.
"Jika dari awal, proses seseorang belajar sampai yang bisa membaca Al-Quran Braille bisa mencapai 6 bulan,” ucapnya. (Agus Bebeng)