Ada Konser Musik Gitar Klasik di IFI Bandung

Konten Media Partner
17 Agustus 2018 10:25 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ada Konser Musik Gitar Klasik di IFI Bandung
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Institut Français Indonesia (IFI) Bandung Jalan Purnawarman nomor 32. (Foto: Iman Herdiana/Bandungkiwari)
ADVERTISEMENT
BANDUNG, bandungkiwari – Institut Français Indonesia (IFI) Bandung akan menyajikan konser musik klasik, Senin (20/8/2018) pukul 19.30 WIB. Konser ini menampilkan musisi Sabrina Vlaskalic dari Serbia dan Jorrit Douwes dari Belanda.
Penanggung Jawab Bidang Kebudayaan & Komunikasi IFI Bandung, Ricky Arnold, mengatakan konser ini akan dihelat di Auditorium IFI Bandung, Jalan Purnawarman nomor 32. Harga tiket masuk konser klasik ini Rp50.000, dan Rp30.000 dengan menunjukkan kartu siswa-siswi IFI – Bandung.
Melalui siaran pers yang diterima Bandungkiwari.com disebutkan, Sabrina Vlaskalic ialah gitaris dari Serbia. Ia sudah jatuh cinta pada alat musik ini sejak berusia 7 tahun. Di mata Sabrina, gitar klasik memiliki timbre atau warna nada yang menakjubkan—di mana setiap gerakan kecil jari-jemari mampu mengubah interpretasi secara halus.
ADVERTISEMENT
Warna nada gitar tersebut selalu menjadi fokus Sabrina saat bermain gitar klasik. Pengeksplorasian alat musik ini secara khusus sangat menarik baginya karena ia mengalami sebuah kondisi yang langka, yaitu synaesthesia. Synaesthesia merupakan fenomena ketika seseorang bisa melihat suara, huruf, dan angka sebagai warna-warna.
Sabrina tercatat sebagai profesor gitar klasik termuda di dunia. Saat masih berusia 23 tahun, ia ditunjuk untuk menempati posisi tersebut di Prince Claus Conservatoire. Di konservatori ini, ia berkomitmen untuk terus berbagi mengenai kecintaannya pada gitar klasik bersama dengan murid-muridnya.
Tahun ini, ia mulai membangun Dutch Guitar Foundation, yaitu sebuah organisasi yang didedikasikan untuk memperkaya kehidupan gitar klasik di Belanda, membangun hubungan internasional, dan melestarikan warisan nasional dari instrumen tersebut.
ADVERTISEMENT
Wanita ini berkomitmen untuk mengembangkan dirinya lebih jauh sebagai seorang seniman melalui penelitian. Saat ini ia sedang menyelesaikan studi Doktoralnya di Guildhall School of Music and Drama di London.
Tesisnya yang berfokus pada timbre merepresentasikan rasa cintanya terhadap warna-warna suara gitar klasik yang dikemas secara akademik. Sabrinasudah menjelajahi dunia dengan gitarnya untuk melakukan konser dari Rusia sampai Meksiko.
Sementara Jorrit Douwes merupakan musisi yang menggeluti tukang kayu. Dia mengkhususkan diri di bidang pemugaran bangunan kayu bersejarah, dan sangat bangga akan karyanya bagi Suriname Saint Peter and Paul Basilica di Paramaribo.
Jorrit memiliki karier yang bervariasi dalam musik klasik; dia telah banyak melakukan pertunjukkan di seluruh Belanda dan luar negeri, baik sebagai musisi kamar maupun solois.
ADVERTISEMENT
Dia melakukan tur Rusia sebagai anggota duo gitar, diundang untuk resital solo di Belanda dan Jerman (Twents Gitaar Festival di Enschede, Nootstop Guitar Series di Tilburg, Dutch Music Barn di Markelo, dll.), dan juga muncul dengan seorang penyanyi dalam trio gitar.
Dia sering diundang untuk menjadi juri dan memberikan masterclass di beberapa festival dan kompetisi gitar klasik internasional, di antaranya ialah "Alexander Matyaev" di Kirov, Rusia, dan Nordhorn Guitar Festival di Jerman.
Jorrit pernah memenangkan beberapa kompetisi gitar internasional seperti EGTA di Belanda dan Nordhorn Guitar Festival di Jerman.
Sebagai seorang guru yang penuh semangat, Jorrit mendedikasikan dirinya untuk berbagi minat serta pengetahuan mengenai gitar klasik di negara asalnya dengan cara mempersiapkan pelajar-pelajar muda Belanda untuk memasuki konservatori.
ADVERTISEMENT
Dia prihatin akan menurunnya jumlah gitaris yang masuk ke konservatori untuk belajar dengan serius, dan dia melihat persiapan ini sebagai sebuah peran yang penting dalam meningkatkan masa depan gitar klasik.
Pada 2017, Jorrit mendirikan Dutch Guitar Foundation, yaitu sebuah organisasi yang didedikasikan untuk memperkaya kehidupan gitar klasik di Belanda, membangun hubungan internasional, dan melestarikan warisan nasional dari instrumen tersebut.
Jorrit memperoleh gelar Masternya di Prince Claus Conservatoire, di mana dia menjadi bagian dari siswa-siswi Master generasi pertama pada departemen gitar klasik. Meskipun tumbuh di lingkungan hutan Apeldoorn, saat ini dia tinggal dan berkarya di Gronigen—kota gitar. (Iman Herdiana)