Ada Vokalis The Panas Dalam di Balik Lagu Sampah “Kang Pisman”

Konten Media Partner
4 Januari 2019 16:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ada Vokalis The Panas Dalam di Balik Lagu Sampah “Kang Pisman”
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Alga Indria, vokalis band The Panas Dalam yang menciptakan lagu Kang Pisman bersama maskot Kang Pisman. (Iman Herdiana)
ADVERTISEMENT
BANDUNG, bandungkiwari – Vokalis band The Panas Dalam, Alga Indria, terlibat dalam menciptakan dan menyanyikan lagu lingkungan berjudul Kang Pisman, akronim dari kurangi, pisahkan dan manfaatkan yang merupakan program pengurangan sampah Kota Bandung.
Lagu easy listening itu dibikin Alga Indria yang akhir-akhir ini terlibat dengan aktivis lingkungan di Kota Bandung. Sebagai musisi, alumnus FSRD ITB ini mengaku tergugah untuk menyumbangkan karyanya.
Masalah sampah di Bandung sendiri kian hari mengkhawatirkan, bahkan di masa lalu kota ini pernah menjadi Bandung lautan sampah akibat sulitnya membuang sampah ke tempat pembuangan akhir (TPA).
Di sela sebuah konser lagu Kang Pisman di Jalan Sukarno, Bandung, baru-baru ini, Alga menuturkan bagaimana latar belakang pembuatan lagu Kang Pisman. Awalnya, tutur lelaki berambut mohawk ini, ia aktif dengan aktivis lingkungan untuk menjalankan gerakan mengurangi sampah zero waste di daerah Cibunut.
ADVERTISEMENT
Aktivitas itu ia lakukan di sela agenda bandnya, The Panas Dalam. Dari situ ia banyak bertemu aktivis lingkungan, berinteraksi dan berdikusi makin dalam soal lingkungan sehingga ia paham bahwa saat ini lingkungan Bandung kritis khususnya dalam menghadapi masalah sampah.
Para aktivis yang terlibat gerakan Kang Pisman, kemudian memintanya membikin lagu tentang Kang Pisman.
“Waktu itu saya sempat bingung juga karena knowledge-nya ga tahu banyak, jadi sambil belajar juga alhamdulillah kita inspirasi datang cepat,” kata Alga, saat berbincang dengan Bandungkiwari.com, baru-baru ini.
Proses pembuatan lagu Kang Pisman sangat singkat, tidak sampai satu jam. “Lagu ini mungkin dibikin dalam waktu lumayan singkat, ga sejam kayaknya karena langsung in,” ujarnya.
Meski proses penciptaan dan aransemen lagu tersebut cukup singkat, namun bukan berarti asal-asalan. Ia harus melakukan pendalaman konten lagu lewat diskusi dengan para aktivis lingkungan, memahami inti program Kang Pisman, visi misinya, prosedur operasionalnya, juga riset soal lingkungan di internet.
ADVERTISEMENT
Tantangan membuat lagu tersebut adalah bagaimana meringkas program kerja Kang Pisman menjadi singkat dan mudah disampaikan lewat lagu.
Apalagi dalam membuat lagu, perlu pendalaman dan kehati-hatian. Sebab lagu akan didengar banyak orang secara berulang-ulang. “Takut teksnya salah. Kaya sepele tapi kalau salah menyampaikan sesuatu, apalagi lagu, jadi brainwashing berulang-ulang, jadi kesalahan diulang-ulang sama orang lain,” ucapnya.
Dalam hal ini, ia terbantu sebuah poster Kang Pisman yang memberikan informasi tentang pentingnya mengurangi, memisahkan dan memanfaatkan barang agar tak jadi sampah. Lalu jadilah lagu Kang Pisman yang terdengar santai dan mengena.
Berikut ini sepenggal lirik lagu Kang Pisman:
Kalau kita nyaah ka bandung/Pastilah kita ngajaga bandung/Jangan nepi ka bandung tercinta/Jadi lautan sampah (Kalau kita sayang bandung / pasti kita menjaga bandung / jangan sampai bandung tercinta / jadi lautan sampah). (Iman Herdiana)
ADVERTISEMENT