Aksi Kamisan Menarik Perhatian Turis Asing

Konten Media Partner
7 September 2019 8:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Foto-foto: Aditya Prayoga
zoom-in-whitePerbesar
Foto-foto: Aditya Prayoga
ADVERTISEMENT
BANDUNG, bandungkiwari - Aksi Kamisan yang rutin digelar aktivis Kota Bandung setiap Kamis sore di depan Gedung Sate Jalan Diponegoro, Kota Bandung, kali ini dipindah ke Taman Cikapayang Dago. Tidak hanya menarik perhatian warga yang melintas di Jalan Ir H Juanda dan sekitarnya, aksi ini juga sempat menjadi perhatian turis asing.
ADVERTISEMENT
Sebagaimana diketahui, Aksi Kamisan merupakan aksi damai yang telah diadakan selama 12 tahun sejak 18 Januari 2007 oleh para korban dan keluarga pelanggaran hak asasi manusia (HAM) berat. Para aktivis dan mahasiswa beraksi menuntut tanggung jawab negara dalam menuntaskan kasus HAM berat di Indonesia, seperti Tragedi Semanggi I, Semanggi II, Trisakti, Tragedi 13-15 Mei 1998, Talangsari, Tanjung Priok, Tragedi 1965 serta sejumlah kasus yang belum terungkap. Biasanya saat beraksi mereka mengenakan pakaian dan atribut serba hitam dan membawa payung.
Acara Kamisan di Bandung kali ini dihadiri oleh banyak orang, didominasi oleh anak muda yang peduli dengan kasus pelanggaran hak asasi manusia (HAM). Pembunuhan terhadap aktivis Munir menjadi tema kali ini.
ADVERTISEMENT
Turis asing yang tertarik pada aksi ini antara lain Christian Bertotto dan Soraya Biodolillo, sepasang suami istri asal Italia. “Kami sangat senang telah berhenti dan mengamati orang-orang ini. Kami sangat senang bahwa masih ada begitu banyak anak muda yang memperjuangkan hak-hak mereka dan mengingat para korban aktivis yang meninggal tanpa (diketahui) pelakunya” ujar Bertotto.
Tidak hanya itu, masyarakat yang berada di Taman Cikapayang juga turut mengabadikan acara kamisan ini dan turut berpartisipasi dalam acara tersebut. Begitu juga masyarakat yang berkendara melewati Jalan Ir.H.Djuanda memperlambat laju kendaraannya untuk menyaksikan aksi kamisan ini.
“Kalau korban dari keluarga sendiri sih engga ada, cuman ngeliat gitu ada orang-orang yang baik yang rela terbunuh, rela ditembak demi kehidupan kita. Jadi ini awal mulanya, khususnya saya pribadi ya dari hati nurani gitu. Ada orang berjuang untuk kita, kita juga harus berjuang untuk mereka setelah mereka engga ada, ” ujar salah seorang peserta aksi.
ADVERTISEMENT
Dia juga berharap Aksi Kamisan ini bisa meningkatkan kesadaran masyarakat untuk turut peduli, khususnya terhadap kasus-kasus pelanggaran hak asasi manusia di Indonesia. (Aditya Prayoga/Dinda Amelia)