Aktivitas Merapi Normal, Pendakian Hanya Boleh di Luar Radius 2 Km

Konten Media Partner
19 Mei 2018 17:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Erupsi Gunung Merapi (Foto: Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Erupsi Gunung Merapi (Foto: Istimewa)
ADVERTISEMENT
BANDUNG, bandungkiwari – Setelah mengalami letusaan letusan freatik sekitar pukul 07.40 WIB pada Jumat (11/5) pekan lalu, aktivitas Gunung Merapi kini dinyatakan normal.
ADVERTISEMENT
“Berdasarkan hasil pengamatan visual dan instrumental maka aktivitas G. Merapi dinyatakan dalam tingkat aktivitas 'Normal',” kata Kepala Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Kasbani, melalui keterangan tertulisnya, Jumat (18/5).
PVMBG menyampaikan sejumlah rekomendasi kepada pihak terkait, antara lain mengenai pendakian Gunung Merapi yang direkomendasikan hanya sampai di Pasarbubar di luar radius 2 kilometer.
“Kecuali untuk kepentingan penyelidikan dan penelitian berkaitan dengan upaya mitigasi bencana,” ujar Kasbani. “Jika terjadi perubahan aktivitas Gunung Merapi yang signifikan, maka tingkat aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali.”
Kasbani mengungkapkan, pengumuman status terbaru Gunung Merapi berdasarkan laporan yang disusun sejak 11 hingga 17 Mei 2018. Pihaknya melakukan sejumlah pengamatan visual, kegempaan, deformasi, cuaca, dan lainnya.
ADVERTISEMENT
Secara visual, cuaca cerah terjadi pada pagi dan malam hari, sementara siang dan sore hari berkabut dan sesekali terjadi hujan. Dapat diamati pula asap berwarna putih dan tebal dengan tekanan gas rendah.
Tinggi asap maksimum 300 meter condong ke barat. Ini teramati dari Pos Pengamatan Gunung Merapi Kaliurang pada 12 Mei 2018.
Dari sisi kegempaan, PVMBG mencatat satu kali gempa vulkanik (VT) di Gunung Merapi, 3 kali gempa multifase (MP), 17 kali gempa guguran (RF), dan 13 kali gempa tektonik (TT).
“Secara umum aktivitas kegempaan minggu ini masih berada dalam kategori rendah,” ungkapnya.
Dari sisi deformasi, Gunung Merapi dipantau secara instrumental dengan menggunakan EDM dan GPS. Hasilnya, deformasi Gunung Merapi tidak menunjukkan perubahan signifikan, baik menjelang terjadinya letusan freatik pekan lalu maupun dalam minggu ini.
ADVERTISEMENT
Pos Pengamatan Gunung Merapi Ngepos dan Babadan juga mengamati bahwa intensitas curah hujan tertinggi terjadi di Pos Ngepos, yakni tercatat jumlah curah 30 mm/jam selama 10 menit.
Untuk diketahui, Gunung Merapi berada di tengah Pulau Jawa dan merupakan salah satu gunung api teraktif di Indonesia.
Lereng sisi selatan Gunung Merapi berada dalam administrasi Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan sisanya berada dalam wilayah Provinsi Jawa Tengah, yaitu Kabupaten Magelang di sisi barat, Kabupaten Boyolali di sisi utara dan timur, serta Kabupaten Klaten di sisi tenggara.
Kawasan hutan di sekitar puncaknya menjadi kawasan Taman Nasional Gunung Merapi sejak 2004. (Iman Herdiana)