Belajar Kejujuran Lewat Pameran Foto Karya Anak-anak

Konten Media Partner
14 September 2018 16:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Belajar Kejujuran Lewat Pameran Foto Karya Anak-anak
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Diskusi pameran foto “Anak di Kota Layak Anak” Gedung Indonesia Menggugat, Bandung. (Iman Herdiana)
ADVERTISEMENT
BANDUNG, bandungkiwari – Lebih dari 300 foto karya anak-anak dan remaja dipajang dalam pameran bertajuk “Anak di Kota Layak Anak” Gedung Indonesia Menggugat, Bandung. Fameran ini mengingatkan nilai hidup yang kini semakin langka, yaitu kejujuran.
“Saya tertarik dengan foto karya anak-anak karena mereka menghasilkan gambar yang tak dapat saya lihat dari foto karya orang-orang dewasa kejujurannya. Ketika foto dengan handphone, tanpa editing, sebetulnya ini kejujuran,” kata kurator pameran yang juga fotografer, Agus Bebeng, dalam diskusi “Anak di Kota Layak Anak” yang digelar Konfederasi Anti Pemiskinan (KAP) Indonesia di sela pameran foto tersebut.
Ia menyatakan, lewat pameran tersebut pengunjung disuguhkan kejujuran, nilai yang sekarang ini ditengarai kian langka. Padahal kejujuran merupakan salah satu nilai yang penting bagi sebuah integritas bangsa.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, pameran foto tersebut bisa dilihat dari berbagai sisi. Dari sisi psikologi, anak-anak peserta pameran ingin menunjukkan beragam ekspresi, antara lain kesedihan. Selain itu mereka juga menyajikan kisah perjalanan dan catatan visual.
“Pameran ini menyuarakan realitas yang ditangkap anak-anak. Foto kan rekonstruksi realitas yang ada dibekukan dan dihadirkan ke media lain,” terangnya.
Masalahnya, kata dia, saat ini anak-anak cenderung dipaksa menjadi dewasa dan harus menerima pemikiran orang-orang dewasa. Misalnya dalam lingkup tata kota, anak-anak harus menerima fasilitas-fasilitas kota yang belum tentu mereka senangi.
“Persoalan terbesar bagaimana kita memiliki kacamata anak-anak. Kita terlalu pandai dan dewasa hingga tak bisa masuk ke zona-zona pemikiran anak. Bahkan di kota lebih banyak pembunuhan terhadap hak-hak anak,” ungkap fotografer yang sering memberikan materi fotografi pada mahasiswa dan komunitas.
ADVERTISEMENT
Padahal anak-anak ialah masa depan. Jika di masa kecilnya terus mendapat tekanan, ia akan tumbuh menjadi generasi bermasalah. Contohnya, kata dia, tidak sedikit mahasiswa yang kini kurang memiliki rasa percaya diri karena mungkin sejak kecil sudah dijejali pemikiran-pemirikan orang tuanya. (Iman Herdiana)