BMKG Jelaskan Hawa Dingin di Bandung

Konten Media Partner
6 Juli 2018 12:39 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
BMKG Jelaskan Hawa Dingin di Bandung
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Ilustrasi musim kemarau. (Foto: Iman Herdiana/Bandungkiwari.com)
BANDUNG, bandungkiwari – Belakangan ini suhu Kota Bandung terasa jauh lebih dingin di banding hari biasanya, terutama di malam hari. Fenomena ini tak lepas dari pengaruh musim kemarau.
ADVERTISEMENT
Kepala Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Kelas I Bandung Tony Agus Wijaya menjelaskan, pada musim kemarau suhu di Bandung memang lebih dingin terutama malam hari. Kejadian ini rutin terjadi tiap musim kemarau antara Juni-September.
“Pada Juli 2018, suhu udara di Bandung dan sekitarnya dirasakan lebih dingin saat malam hari dibandingkan bulan lalu, disebabkan saat ini adalah musim kemarau,” jelas Tony, melalui pesan tertulis yang diterima Bandungkiwari.com, Jumat (6/7/2018).
Ia menambahkan, periode musim kemarau karakteristik udaranya adalah dingin kering. “Sehingga perlu untuk tetap menjaga kesehatan dan daya tahan tubuh,” lanjutnya.
Menurutnya suhu dingin di musim kemarau terutama terjadi di malam hari. Sedangkan siang harinya terasa panas mengingat langit yang cerah dan sedikit awan.
ADVERTISEMENT
Sementara iklim dari luar juga turut memengaruhi pada perubahan suhu di Indonesia, khususnya di Bandung. Menurut Tony, ada angin pasat timur yang bertiup dari benua Australia yang membawa udara kering dan dingin. “Saat ini di benua Australia sedang musim dingin,” katanya.
Berdasarkan monitoring BMKG Bandung pada 5 Juli 2018, tercatat suhu udara minimum saat dini hari mencapai 16,4 derajat celcius, kelembaban udara minimum 38%, kelembaban rendah artinya sedikit uap air di udara. Dan suhu udara maksimum saat siang hari 30 derajat Celcius.
Namun dari data monitoring selama periode 40 tahun terakhir di Bandung, suhu udara minimum di Bandung pernah mencapai 11,2 derajat celcius, yakni pada 6 Agustus 1987. Sedangkan suhu udara maksimum terjadi pada tanggal 7 April 2011 yaitu 36 derajat celcius.
ADVERTISEMENT
BMKG juga memonitoring pola angin di utara Filipina akibat badai Maria. Hal ini berdampak pada kondisi angin yang melewati Jawa Barat yang relatif kencang dengan kecepatan antara 36-45 km/jam.
Badai Maria juga diprediksi memengaruhi tinggi gelombang laut di laut Jawa Barat. “Prakiraan tinggi gelombang laut maksimum di perairan sebelah selatan Jawa Barat hari ini dan esok yaitu mencapai 4 meter. Perlu antisipasi dan kewaspadaan,” tambahnya. (Iman Herdiana)