BMKG Bandung: Puncak Cuaca Ekstrem Terjadi Bulan Maret

Konten Media Partner
5 Maret 2018 18:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi cuaca ekstrem (Foto: Zabur Karuru/Antara Foto)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi cuaca ekstrem (Foto: Zabur Karuru/Antara Foto)
ADVERTISEMENT
Pantauan BMKG Bandung tentang potensi hujan melalui citra inframerah Satelit Himawari, Bandung, Senin (5/3/2018). Selain hujan, petir dan angin kencang diperkirakan terjadi di Bandung dan sekitarnya. (Sumber foto : BMKG Bandung)
ADVERTISEMENT
BANDUNG, bandungkiwari - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bandung menyebutkan Maret merupakan bulan puncak musim hujan. Hal itu ditandai dengan meningkatnya kemunculan awan hujan vertikal menjulang sangat tinggi, padat dan terlibat dalam badai petir (Cumulonimbus).
BMKG Bandung memperkirakan kondisi tersebut akan terus berlangsung hingga tiga hari mendatang. Karena itu, masyarakat dihimbau untuk mewaspadai terjadinya angin kencang, banjir dan longsor.
Menurut Kepala Stasiun Geofisika Toni Agus Wijaya, daerah-daerah yang rawan banjir serta lereng perbukitan yang berpotensi longsor perlu dicermati. “Perlu diantisipasi adanya gejala-gejala longsor, retakan atau rekahan tanah," kata Toni di Bandung, Senin (5/3/2018).
Toni menambahkan, selain daerah rawan banjir dan longsor, masyarakat juga harus mewaspadai pohon yang rentan tumbang dan patah dahannya. Alasannya, kecepatan angin saat cuaca ekstrem sekarang ini bisa mencapai kurang dari 40 kilometer per jam.
ADVERTISEMENT
Toni menjelaskan angin kencang itu bukan termasuk kategori angin puting beliung karena bergerak lurus. Pemicunya karena adanya tekanan rendah di wilayah Samudera Hindia Barat Daya Sumatera dan Barat Laut Australia.
"Kelembaban udara yang tinggi di atas tiga kilometer di wilayah Jawa bagian barat mendukung pertumbuhan awan yang berpeluang terbentuknya awan hujan di Jawa Barat, termasuk Bandung dan sekitarnya," katanya.
Sementara itu, tinggi gelombang di perairan sebelah Utara Jawa Barat mencapai setengah meter, sedangkan sebelah Selatan Jawa Barat berkisar di 1,5 meter - 2,50 meter. (Arie Nugraha)