news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Bung Karno Sosok Teladan dalam Menjaga Bhinneka Tunggal Ika

Konten Media Partner
5 Juni 2018 18:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bung Karno Sosok Teladan dalam Menjaga Bhinneka Tunggal Ika
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Presiden Sukarno (Foto: Nederlands Instituut voor Beeld en Geluid)
BANDUNG, bandungkiwari – Memeringati hari lahir (harlah) Presiden Soekarno yang jatuh 6 Juni, Kelompok Anak Rakyat (Lokra), menggelar kegiatan menari 6 jam tanpa henti alias non-stop, Selasa (5/6/2018).
ADVERTISEMENT
Koordinator kegiatan Gatot Gunawan menjelaskan, Soekarno merupakan pemimpin yang layak diteladani. Peringatan harlah Bung Karno menjadi momen bagi persatuan dan kesatuan bangsa.
Menurut Gatot, di tengah kondisi bangsa yang mulai dibayangi perpecahan, konflik suku bangsa agama ras dan antar golongan (SARA), Lokra memandang perlu mengangkat kembali sosok Bung Karno di tengah-tengah masyarakat sebagai sosok pemersatu, dan keteladanan dalam menjaga semboyan negara Bhinneka Tunggal Ika.
"Masyarakat dan generasi muda perlu sosok pemimpin yang bisa dijadikan suri tauladan yang kita tidak bisa dapatkan pada pejabat-pejabat era sekarang,” terang Gator.
“Oleh karena itu, sosok Bung Karno dianggap tepat untuk sosok yang bisa dijadikan pantutan bagi kita semua," tambah alumnus Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung itu.
ADVERTISEMENT
Sebagai komunitas seni yang juga pecinta sejarah, lanjut Gatot, Lokra berharap pada peringatan Hari Lahir Bung Karno ke-117 ini masyarakat tetap menyalakan api nasionalisme Bung Karno yang telah berjuang untuk kemerdekaan dan menjaga derajat bangsanya.
"Serta kita semua dapat mengambil sisi positif dari beliau tentang makna dari cinta tanah air dan pengabdian kepada bangsa tanpa mengenal titik akhir," kata Gatot.
Tarian 6 jam non-stop sendiri diawali dari Ruang Sidang Gedung Indonesia Menggugat, Kota Bandung. Dari bekas gedung pengadilan di masa penjajahan Belanda yang bernama Lanraad ini, para penari bergerak ke sejumlah titik di Bandung.
Antara lain, mereka bergerak menuju Jalan Braga, Jalan Asia Afrika, Jalan DR. Ir. Sukarno dan kembali ke Gedung Indonesia Menggugat, Jalan Perintiskemerdekaan, Bandung.
ADVERTISEMENT
Para penari terdiri dari Elma Merdiana, Meisha Nuralifah, Rd. Siti Ratu Dinda, Rizky Oktaviany dan Widiawati. Mereka berasal dari Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI).
Mereka membawakan tarian berjudul “Untuk Sang Pemersatu”. (Ananda Gabriel)