Cireng dan Basreng Turut Dongkrak Penghasilan Pengemudi GoJek

Konten Media Partner
26 Juni 2019 13:28 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil Kepala LD FEB UI, Paksi Walandouw, memaparkan hasil survei penghasilan pengemudi GoJek di Bandung. (Ananda Gabriel)
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Kepala LD FEB UI, Paksi Walandouw, memaparkan hasil survei penghasilan pengemudi GoJek di Bandung. (Ananda Gabriel)
ADVERTISEMENT
BANDUNG, bandungkiwari - Bisnis transportasi online GoJek turut menyumbang perekonomian Kota Bandung hingga Rp2,1 triliun, seperti dirilis hasil survei Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LD FEB UI).
ADVERTISEMENT
Rincian kontribusi ekonomi mitra Gojek terhadap perekonomian Kota Bandung meliputi Go Ride (Rp537 M), Go Car (Rp111 M), Go Food (Rp1,5 T) dan Go Life (Rp46 M). Survei dilakukan 2018.
Wakil Kepala LD FEB UI, Paksi Walandouw mengatakan, penghasilan dari mitra Gojek mencakup empat layanan, yaitu Go Ride, Go Car, Go Food, dan Go Life.
Dalam rincian hasil survei itu, Go Food di Bandung membukukan angka tertinggi, yakni Rp1,5 triliun. Hal ini tak lepas dari tingginya produksi kuliner di Bandung yang disokong munculnya layanan pesan antar makanan Go Food.
Paksi mencatat, UMKM Kota Bandung yang bergerak di bidang kuliner mengalami kenaikan kontribusi. Mereka menyediakan kuliner khas seperti cireng dan basreng.
ADVERTISEMENT
Menurut Paksi, mitra UMKM Go Food yang naik hampir 5 kali lipat dibandingkan tahun 2017.
“Pertumbuhan kontribusi mitra UMKM Go Food ini antara lain disebabkan oleh optimalisasi fitur teknologi Gojek dan Go Food yang semakin gencar digunakan oleh mitra UMKM,” kata Paksi, saat dikonfirmasi, Rabu (25/6).
Volume transaksi bisnis pesan-antar makanan secara online yang dilakukan UMKM dicatat mengalami peningkatan 76% dengan rata-rata peningkatan omzet sebesar Rp5,3 juta per bulan.
Sebesar 90 persen mitra UMKM juga menyatakan mereka pertama kali go-online saat bergabung ke Go Food.
"GoJek juga berperan dalam mendorong gerakan nasional non-tunai karena 67% mitra UMKM pertama kali menerima pembayaran non-tunai saat bergabung dengan Go Food," terangnya.
Selain itu, riset juga menunjukkan penghasilan pengemudi GoJek rata-rata di atas Upah Minimum Kota (UMK) Bandung 2018. Rata-rata penghasilan mitra Gojek dalam penelitian ini yaitu sebesar Rp3,4 juta (Go Ride), Rp4,8 juta (Go Car) dan Rp4 juta (Go Life).
ADVERTISEMENT
Menurutnya, kontribusi yang semakin besar dari startup unicorn Indonesia itu menunjukkan bahwa teknologi mampu mempercepat pertumbuhan ekonomi khususnya ke perekonomian daerah.
Gojek, kata dia, sebagai pemain utama industri teknologi di Indonesia telah menunjukkan bagaimana inovasi teknologinya dapat memperluas peluang penghasilan bagi seluruh lapisan masyarakat dari berbagai latar belakangan pendidikan dan usia.
Secara nasional kontribusi mitra Gojek kepada perekonomian sekitar Rp44,2 triliun. "Perhitungan kontribusi ekonomi berasal dari selisih pendapatan mitra Gojek dari sebelum hingga setelah mereka bergabung di Gojek," katanya.
Hasil riset di Bandung merupakan bagian dari riset yang dilakukan di 9 kota. Studi serupa pada tahun 2017 menunjukkan kontribusi Gojek dari dua layanan di Bandung mencapai Rp423 miliar.
Lembaga Demografi FEB UI melakukan riset di beberapa wilayah Indonesia termasuk Bandung dengan menggunakan metode kuantitatif melalui wawancara tatap muka, dengan responden dipilih dengan pencuplikan acak sederhana dari database mitra yang aktif dalam tiga bulan terakhir.
ADVERTISEMENT
Jumlah responden di Bandung sebanyak 615 yang terdiri dari 385 responden Go Ride, 50 responden Go Car, 100 responden UMKM Go Food dan 80 responden Go Life.
"Kita melakukan wawancara tatap muka kepada responden, untuk data kita mendapatkan langsung dari Gojek. Tentunya ada kolaborasi dengan pihak mereka karena yang punya data besarnya. Total 6.000 sampel se-Indonesia," kata Paksi. (Ananda Gabriel)