news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

DPRD Bandung Minta Dinas Pendidikan Bertindak Tegas

Konten Media Partner
6 September 2018 8:45 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
DPRD Bandung Minta Dinas Pendidikan Bertindak Tegas
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Ketua Komisi D DPRD Kota Bandung, Achmad Nugraha (kemeja merah) saat rapat terkait bullying SDN 023 Pajagalan di Gedung DPRD Kota Bandung. (Utara Jaya)
ADVERTISEMENT
BANDUNG, bandungkiwari - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bandung memanggil Dinas Pendidikan, Pihak Sekolah dari SDN 023 Pajagalan, Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Pemberdayaan Masyarakat (DP3APM), terkait kasus perundungan disertai kekerasan yang terjadi di SDN 023 Pajagalan.
Pemanggilan dilakukan oleh Komisi D DPRD Kota Bandung pada Rabu (5/9/2018). Selain itu, turut dipanggil juga pihak keluarga korban.
Dari hasil pertemuan tersebut, Ketua Komisi D DPRD Kota Bandung, Achmad Nugraha mencatat poin penting dari kejadian perundungan di SDN 023 Pajagalan tidak terlepas dari lalainya guru ataupun pihak sekolah dalam melakukan pengawasan kepada para siswa.
“Dengan tegas sekolah harus diberi peringatan, agar ada tindakan-tindakan Disdik untuk mendidik para pengajar di sana. Artinya ini ada sebuah kejadian, kalau hanya lisan kemudian disampaikan pengawasannya itu tidak cukup,” kata Achmad usai rapat di Gedung DPRD, Bandung, Rabu (5/9/2018).
ADVERTISEMENT
Achmad menuturkan kelalaian guru ataupun staf sekolah di SDN 023 Pajagalan tampak ketika ibu korban menginformasikan bahwa anaknya sudah menjadi korban perundungan sejak duduk di kelas IV, sampai sekarang sudah memasuki kelas VI.
“Bukan hanya karena hari itu bukan hanya videonya viral tapi ini udah kejadian dua tahun, jadi ke mana saja guru itu? Maka kita akan buat surat peringatan,” lanjutnya
Achmad juga meminta agar Disdik segera menginstruksikan kepada seluruh pendidik di Kota Bandung tentang bahaya perundungan secara intensif. Dia menyatakan sekarang ini seorang guru jangan hanya fokus untuk memberikan ilmu sesuai kurikulum saja, namun harus turut membina karakter siswa.
“Maka saya meminta Disdik memanggil seluruh kepala sekolah memanggil seluruh pengajar agar tidak terjadi di sekolah lain. Karena kalau sudah zero, pendidik menyikapi ini bahwa ini sangat serius karena dampak dari bullying ini membahayakan karakter anak-anak ke depan,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Achmad mengungkapkan saat ini imbalan bagi guru Aparatur Sipil Negara (ASN) terbilang cukup besar, belum lagi ditambah dengan tunjangan lainnya. Untuk itu menurutnya wajar apabila guru dituntut memberikan pelayanan maksimal guna menciptakan generasi unggulan baik dari segi keilmuan maupun karakter.
Achmad juga mendapatkan informasi bahwa kejadian perundungan terjadi ketika jeda pergantian pelajaran. Dia menyayangkan bahwa guru tampak berleha-leha membiarkan kelas kosong tanpa ada pengawasan sehingga terjadinya perundungan dan kekerasan fisik oleh siswa lainnya.
"Tergantung guru-gurunya, mau capek atau tidak? Kalau enggak mau capek ya. Kayak tadi anak ini kan spare waktunya cukup panjang di kelas, kok ga ada guru masuk? Perpindahan dari jam pelajaran itu kan harusnya cepat ada guru, ke mana guru ini? Kan sudah jelas guru ini tidak ada," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut Achmad mengimbau agar semua sekolah di Kota Bandung bisa menjadikannya pelajaran. Selain itu, diharapkan pengawasan dan peran guru dalam mengayomi para siswa bisa lebih ditingkatkan.
"Jadi guru-guru di Kota Bandung termasuk kepala sekolah agar melakukan pengawasan dalam setiap waktu kosong pelajaran. Kalau bully itu kan bukan pada waktu belajar dan dilakukan saat tidak ada guru. Kalau di luar jam pelajaran atau pas jam istirahat, maupun ada keterlambatan guru, untuk masuk kelas, maka keterlambatan itu diganti oleh guru yang selanjutnya, ada guru piket," katanya. (Utara Jaya)