Duka Pedagang Pasar Kosambi Jelang Hari Raya

Konten Media Partner
20 Mei 2019 16:38 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pedagang mengangkut barang di Pasar Kosambi. (Iman Herdiana)
zoom-in-whitePerbesar
Pedagang mengangkut barang di Pasar Kosambi. (Iman Herdiana)
ADVERTISEMENT
BANDUNG, bandungkiwari – Aida (36), pemilik toko beras PD Mekar Sari, duduk lesu di emper Gedung Kesenian Rumentang Siang, Bandung, Senin (20/5). Wajahnya menghadap ke pojok Pasar Kosambi di seberang jalan. Salah satu pasar tertua di Bandung itu masih mengepulkan asap cokelat kehitaman yang berbau tajam. Mobil petugas pemadam kebakaran hilir mudik dengan serine meraung-raung.
ADVERTISEMENT
Selain Aida, sejumlah pedagang lain yang menjadi korban kebakaran Pasar Kosambi juga ada di sana sambil harap-harap cemas. Tidak ada korban jiwa dalam kebakaran yang terjadi Sabtu malam (18/5), namun sejumlah barang dagangan yang nilainya ratusan juta diperkirakan dilahap si jago merah.
Di lantai dasar yang menjadi sumber api terdapat penjual sembako, sayuran, pakaian, oleh-oleh khas Bandung seperti tempe dan oncom goreng, bahan kue dan plastik, dan lain-lain. Perpaduan barang yang terbakar itu menghasilkan asap yang menyesakkan dada.
Awalnya, Aida sedikit lega ketika pertama kali menerima kabar bahwa kebakaran tidak melahap toko berasnya. “Kemarin pertama kali dapa kabar beberapa los ga kena, sekarang ga tahu. Tadi kata pegugas habis, tapi belum tahu juga,” ujar perempuan berkerudung ini.
ADVERTISEMENT
Ia pertama kali mendapat kabar Pasar Kosambi terbakar pada Sabtu malam selepas terawih. Sejak itu, ia dan keluarganya yang tinggal di kawasan Arcamanik langsung menuju lokasi. Api memang sudah mengamuk.
Esok paginya setelah sahur, ia kembali lagi dengan niat menyelamatkan barang. Ada kabar api berhasil dipadamkan. Namun ternyata api kembali menyala sehingga demi keselamatan, Aida dan pedagang lainnya tak bisa berbuat banyak menyelamatkan beras dagangan.
Ibu dua anak tersebut menuturkan, PD Mekar Sari terdiri dari dua los beras dan satu gudang. Menghadapi Hari Raya Idulfitri tahun ini, 3 los Aida sudah penuh dengan persediaan beras berbagai jenis, dari yang termurah sampai beras termahal pandan wangi. Total ada 10 ton beras yang nilainya lebih dari Rp150 juta. Dalam mengelola los ini, ia diperkuat 3 pegawai.
“Kalau Ramadhan kan biasa pedagang mulai nyetok untuk menghadapi lebaran. Jadi dua minggu puasa kita stok sudah full. Fokusnya lebaran,” terang Aida yang tampak berusaha tegar menghadapi musibah kebakaran ini. “Berusaha ditegar-tegar saja. Kondisinya sudah begini.”
ADVERTISEMENT
Menurut informasi, api pertama kali muncul dari los belakang. Sejak itu api cepat menyebar. Aida sendiri menerima kejadian ini sebagai musibah. Ia juga tidak berharap muluk dalam menghadapi musibah ini, misalnya berhadap penggantian untuk barang yang hangus.
Hanya saja Pemkot Bandung diharapkan bisa memberi solusi yang terbaik. Pemkot Bandung memang berencana melakukan relokasi terhadap pedagang korban kebakaran. Aida berharap, solusi tersebut bisa segera terealisasi sehingga para korban bisa kembali berjualan untuk menyambung hidup. Terlebih menghadapi lebaran. “Soalnya penghasilan pedagang kan dari dagang,” katanya.
Harapan jangka panjangnya, Pemkot Bandung harus melakukan pendataan yang akurat terhadap para pedagang korban kebakaran. Data ini nantinya harus menjadi acuan jika pasar akan kembali dibangun.
“Kalau nanti pembangunan baru, kita ingin pedagang lama (korban kebakaran) diprioritaskan, perlakuannya harus beda dengan pedagang baru yang mungkin nanti akan membeli los juga di sini,” ungkap pedagang yang mewarisi losnya secar turun temurun itu.
ADVERTISEMENT
Di tempat yang sama, seorang ibu juga tak henti-hentinya menatap kepulan asap. Dia pemilik Toko Buku ABC. Mengenakan kerudung, kacamata, dan masker, matanya tampak memerah. Ia terlihat terpukul dengan kejadian ini.
“Kita masih berharap semoga Tuhan melindungi barang-barang kami,” ujar ibu yang tak mau ditulis nama tersebut dan cukup disebut sebagai pemilik Toko Buku ABC. “Ini toko andalan keluarga.”
Ibu Toko Buku ABC mengaku sudah jualan di Pasar Kosambu sejak 1984. Dari usaha di toko seluas 2x3 meter itu ia menggantungkan hidup, termasuk bisa menguliahkan empat anaknya.
Saat ini ia menunggu petugas memadamkan api sehingga barang-barang jualannya masih bisa dievakuasi. “Semoga api cepat tuntas, cepat diselesaikan, dan kita bisa dagang lagi,” ujarnya, yang sejak kejadian pulang pergi dari rumahnya di kawasan Buah Batu ke Pasar Kosambi.
Hingga berita ini ditulis, raungan serine petugas pemadam kebakaran masih terdengar. Kebakaran Pasar Kosambi juga menyulitkan petugas pemadam. Salah satu kendala pemadaman adalah hawa panas dan tajamnya asap yang ditimbulkan kebakaran. Diduga kuat asap tersebut beracun. Ada pula warga yang bilang saking panasnya di dalam pasar, air yang jatuh ke lantai yang dipancarkan petugas pemadam sampai mendidih.
ADVERTISEMENT
Tidak sedikit petugas yang terluka akibat berjibaku memadamkan api. Kebanyakan petugas mengalami gangguan pernapasan. Data PMI Kota Bandung, untuk sesak napas tercatat ada 38 orang petugas Damkar Satpol PP 1 orang, warga 3 orang. Iritasi mata 24 petugas Damkar dan 2 orang dari instansi lain. Sementara yang luka terdiri dari 4 petugas Damkar, instansi lain 1 orang, dan warga 1 orang. Lalu kelelahan 33 orang petugas Damkar. (Iman Herdiana)