Forum Tunanetra Menggugat Tuntut Ma'ruf Minta Maaf soal Diksi Buta

Konten Media Partner
12 November 2018 16:44 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Forum Tunanetra Menggugat Tuntut Ma'ruf Minta Maaf soal Diksi Buta
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Forum Tunanetra Menggugat menuntut permintaan maaf dari Ma'ruf Amin. (Arie Nugraha)
ADVERTISEMENT
BANDUNG, bandungkiwari - Forum Tunanetra Menggugat menuntut permintaan maaf Calon Wakil Presiden (Cawapres) Ma'ruf Amin atas pernyataannya terhadap pengkritik Joko Widodo (Jokowi). Ma'ruf mengatakan hanya orang yang tak bisa melihat dan tak bisa mendengar yang masih terus mengkritik kinerja Jokowi.
Juru Bicara Forum Tunanaetra Menggugat dari Ikatan Alumni Wyata Guna (IAWG), Suhendar, menyebut pernyataan itu bertolak belakang dengan kampanye memperjuangkan hak bagi kelompok disabilitas. Menurutnya, pernyataan itu mencerminkan masih ada diskriminasi terhadap kelompok disabilitas.
"Ketika sedang berjuang melawan suatu stigma di masyarakat yang sampai hari ini menjadi objek sosial walaupun berbagai peraturan perundang-undangan sudah ada di negara kesatuan Indonesia ini," kata Suhendar di Sekretariat IAWG, Jalan Padjadjaran, Bandung, Senin (12/11).
ADVERTISEMENT
"Tetapi hal ini dicederai oleh salah satu calon pemerintah yang mana sangat-sangat ironis ketika kita berjuang di negara kesatuan Indonesia ini, namun ada yang mencoba untuk menenggelamkan posisi kita, sangat-sangat negatif."
Suhendar berpendapat, pernyataan itu secara tak langsung menganggap kelompok disabilitas tidak mengetahui pembangunan yang dilakukan Jokowi selama menjabat sebagai presiden. Dia menegaskan bahwa tuntutan permintaan maaf tidak ada hubungannya dengan kelompok politik mana pun.
Dia mengatakan, Ma'ruf Amin diberi waktu hingga 10 hari ke depan untuk menyatakan permintaan maaf terhitung sejak hari ini. Pernyataan itu, lanjut Suhendar, harus disampaikan langsung oleh Ma'ruf Amin, bukan melalui perwakilan.
Suhendar berharap semua kandidat Pilpres 2019 dapat lebih bijak berucap dan bertindak dengan tidak menyinggung kelompok tertentu. Termasuk salah satunya terkait ucapan Calon Presiden Prabowo Subianto tentang wajah Boyolali.
ADVERTISEMENT
Ketua Ikatan Tunanetra Muslim Indonesia (ITMI), Yudi Yusraf, menyesalkan pernyataan yang diucapkan mantan Ketua Majelis Ulama Indonesia itu. Bagi dia, seharusnya sebagai calon pemimpin negara, Ma'ruf Amin lebih hati-hati sebelum berucap.
"Bukan berarti kami berafiliasi dengan kelompok calon presiden tertentu, tidak ada urusan dengan kami. Kami hanya ingin meluruskan pernyataan yang bisa membentuk stigma negatif kelompok kami," ujar Yudi.
Sementara itu, Ketua Perkumpulan Pemijat Tunanetra, Yayat Ruhiyat, berpendapat Ma'ruf Amin sebagai tokoh ulama seharusnya mencontohkan sikap yang mulia. Sebagai tokoh berpengaruh, kata dia, Ma'ruf Amin akan dicontoh masyarakat sehingga tidak baik untuk menguatkan stigma negatif tentang kelompok disabilitas.
"Seolah-olah ini ada lost control karena telah menafikan kemanusiaan. Di mana dalam peraturan perundangan sudah sangat canggih tapi ini mendapatkan pernyataan dari seseorang yang perkataannya akan digunakan sebagai peraturan nantinya," kata Yayat. (Arie Nugraha)
ADVERTISEMENT