Foto: Aksi Seniman Pangandaran Menolak Pembangunan Waterboom

Konten Media Partner
14 Desember 2019 16:42 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah Seniman menolak pembangunan waterboom di Pangandaran dengan menggelar aksi ruwatan di Taman Braga Kota Bandung, Jumat (13/12). (Foto-foto: Agus Bebeng/bandungkiwari)
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah Seniman menolak pembangunan waterboom di Pangandaran dengan menggelar aksi ruwatan di Taman Braga Kota Bandung, Jumat (13/12). (Foto-foto: Agus Bebeng/bandungkiwari)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
BANDUNG, bandungkiwari - Kelompok seniman dari Paguyuban Seni Ronggeng (PASER) Kabupaten Pangandaran bersama Masyarakat Seni Rakyat Indonesia (MASRI) melakukan aksi menolak pembangunan alih fungsi Pondok Seni Pangandaran yang direncanakan akan dijadikan Water Boom oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.
ADVERTISEMENT
Sebagai bentuk penolakan, mereka menggelar Aksi Seni 'Ruat/Ruwatan’ di Jalan Braga, Kota Bandung, Jumat (13/12). Aksi juga dimeriahkan oleh BAJIDORIS, Gema Nusa Patriot (GNP) Kota Bekasi, Dapur Pangbarep, Santika Studio, Mekar Budaya, Padepokan Kalang Kamuning, Ranah Seni Bandung dan komunitas lainnya.
Ruat menjadi jembatan aksi para seniman untuk menyampaikan pesan ketidaksetujuan mereka terhadap rencana pembuatan waterboom di Pondok Seni Pangandaran.
Secara sederhana 'ruat' merupakan doa untuk menyelamatkan orang dari gangguan tertentu, merupakan sarana pendidikan yang mengajarkan nilai-nilai kehidupan yang hakiki sebagai bekal hidup untuk mencapai ketenteraman, keselamatan, kesejahteraan dan kebahagian lahir dan batin.
Aksi seni 'Ruat' yang diselenggarakan para seniman merupakan bentuk penolakan dari pernyataan Gubenur Jawa Barat ketika melepas ribuan pelari Jabar Internasional Marathon (JIM), Minggu (1/12) lalu.
ADVERTISEMENT
Penolakan tersebut mengingat peran Pondok Seni Pangandaran yang dikelola oleh UPTD Pengelolaan Kebudayaan Daerah Jawa Barat merupakan sarana pertunjukan kesenian tradisi dan pengembangan kreasi seni Jawa Barat yang diperuntukan untuk kalangan seniman daerah Kabupaten Pangandaran, Kota Banjar, Ciamis maupun dari berbagai daerah kota/Kabupaten Jawa Barat lainnya.
Terutama untuk para seniman Ronggeng Amen yang menjadi seni khas dari daerah Ciamis, Pondok Seni merupakan tempat mereka tampil untuk mengenalkan seni tersebut kepada masyarakat luas setiap malam Minggu.
Bukan hanya sebatas untuk tampil, pada dasarnya pertunjukan Ronggeng Amen secara rutin digelar di Pondok Seni, berdampak munculnya komunitas-komunitas penggemar Ronggeng di kalangan generasi muda, sebagai salah satu sarana pelestarian seni budaya.
Berangkat dari pelestarian itu pula aksi seni 'Ruat' hadir sebagai bentuk keprihatinan seniman terhadap rencana Gubernur Jawa Barat yang akan mengalihfungsikan ruang ekspresi seni menjadi wisata air.
ADVERTISEMENT
"Bukan kami ingin menghalangi pembangunan tetapi harus mampu dan tahu dimana menempatkannya. Jangan sampai tempat yang sudah dibuat untuk seni diganti," ucap Nanu Muda Munajar mewakili aspirasi para seniman lainnya.
Menurut Nanu, selain Pondok Seni yang memang peruntukkannya sebagai ruang ekspresi para seniman tradisi, masih banyak tempat lain yang bisa digunakan untuk sarana waterboom. Dirinya menyebut semisal lahan Dinas Sosial yang mencapai 4 hektar di daerah Pangandaran yang bisa digunakan.
Pada sisi lain Nanu menyitir eksistensi para seniman berkarya sudah diwadahi dalam Undang-Undang Nomor 5/tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan, yang mana pemerintah harus pro aktif terlibat dalam membangun seni tradisi.
Aksi seni yang diselenggarakan di Taman Braga tersebut, menarik perhatian para pengguna jalan. Beberapa orang yang melintas ikut mengabadikan aksi seni yang menghadirkan tampilan Pencak Silat, Reak, Ronggeng Amen dari Pangandaran dan tampilan Seni Ngégél Jubleg dari Ciséwu Garut.
ADVERTISEMENT
Selain penampilan seni, digelar pula diskusi bertajuk 'Ngadu Bako' yang menghadirkan antara lain bekas Kepala Dinas Budaya dan Pariwisata Jabar, Memet Hamdan. Memet menolak kehadiran waterboom yang akan menggantikan Pondok Seni sebagai ruang pelestarian seni tradisi di Pangandaran.
Bagi Memet, keberadaan Pondok Seni penting dalam upaya pelestarian seni tradisi. "Kalau sudah menjadi keputusan harus ada dialog. Silahkan sampaikan aspirasi kawan-kawan kepada Gubernur," katanya. (Agus Bebeng)