Foto: Kisah Pengkhianatan di Zaman Kerajaan Pajajaran

Konten Media Partner
19 Juni 2019 18:20 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Drama tari "Purnamasari Silalatu Pajajaran" yang digelar Departemen Pendidikan Tari 2016, Fakultas Pendidikan Seni dan Desain Universitas Pendidikan Indonesia,  Senin (17/6), di Teater Tertutup Taman Budaya Jabar, Bandung. (Foto-foto: Agus Bebeng/Bandungkiwari)
zoom-in-whitePerbesar
Drama tari "Purnamasari Silalatu Pajajaran" yang digelar Departemen Pendidikan Tari 2016, Fakultas Pendidikan Seni dan Desain Universitas Pendidikan Indonesia, Senin (17/6), di Teater Tertutup Taman Budaya Jabar, Bandung. (Foto-foto: Agus Bebeng/Bandungkiwari)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
BANDUNG, bandungkiwari - Mahasiswa dari Departemen Pendidikan Tari 2016, Fakultas Pendidikan Seni dan Desain Universitas Pendidikan Indonesia menggelar acara drama tari yang bertajuk "Purnamasari Silalatu Pajajaran", Senin (17/6). Pergelaran dramatari 'Purnamasari Silalatu Pajajaran' merupakan kisah kepahlawanan putri Purnamasari yang berani membela kerajaan.
ADVERTISEMENT
Dalam acara yang digelar di Teater Tertutup Taman Budaya Jabar, Bandung, tersebut bercerita mengenai pengkhianatan yang dilakukan Jaya Antea. Diceritakan Jaya Antea melakukan pengkhianatan untuk menghancurkan kerajaan Pajajaran.
Keinginannya untuk menguasai kerajaan yang dipimpin Prabu Siliwangi itu membuat Jaya Antea lupa akan kewajibannya sebagai Patih yang harus menjaga kerajaan. Dibantu kerajaan Demak, Cirebon dan Banten, Jaya Antea bersekutu untuk menghancurkan Pajajaran.
Seluruh rakyat dan pasukan Pajajaran bertempur melawan serangan yang luar biasa. Tidak terkecuali Purnamasari, putri Prabu Siliwangi yang ikut bertempur menghunus kujangnya (senjata khas Sunda).
Jaya Antea bukan hanya ingin menghancurkan Pajajaran. Pada sisi lain dirinya mencintai Purnamasari yang telah menikah.
Pajajaran saat itu terkenal karena kekuatannya. Berkali-kali diserang kerajaan lain dalam kurun waktu yang berbeda, ia tidak pernah goyah.
ADVERTISEMENT
Namun sebagai orang dalam Pajajaran, Jaya Antea yang mengetahui celah untuk menghancurkan Benteng Pajajaran (Lawang Gintung), yaitu benteng alami kokoh yang dibangun Sri Baduga Maharaja.
Peperangan mengakibatkan Pajajaran hancur. Purnamasari pun semakin sedih karena suaminya meninggal akibat pengkhianatan Jaya Antea. Dalam keadaan hamil, bersama sisa pasukan Pajajaran Purnamasari tiba di Pelabuhan Ratu yang menjadi singgasana terakhirnya.
Sisi lain pementasan tersebut menampilkan sosok perempuan Sunda yang tidak hanya cantik dan gemulai. Namun, ia juga memiliki kemauan yang disertai kemampuan beladiri untuk mempertahankan harga diri.
Selain sebagai penerapan kuliah dan sarana pelestarian khasanah budaya Sunda, pementasan ini diharapkan mengenalkan mahasiswa mengenal sejarah lokal. (Agus Bebeng)