Foto: Profauna Indonesia Ajak Masyarakat Hentikan Perburuan Primata
ADVERTISEMENT
BANDUNG, bandungkiwari – Baliho dan aksi teatrikal yang menolak perburuan primata berlangsung di Lapangan Gasibu, Bandung. Aksi ini mengajak menghentikan perburuan. Masyarakat diharapkan terlibat dalam penyelamatan primata.
ADVERTISEMENT
Aksi tersebut digelar Profauna Indonesia Representatif Jawa Barat, untuk memeringati 'Peringatan Hari Primata Indonesia' yang jatuh Rabu (30/1/2019).
Nadya Andriani, Koordinator Profauna Indonesia Jawa Barat mengatakan aksi yang diselenggarakan tersebut sebagai bentuk kepedulian dan keprihatinan terhadap status primata yang ada di Indonesia.
Indonesia merupakan habitat sekitar 59 Jenis primata, terdiri atas primata berukuran kecil seperti Tarsius (Tarsius tarsier dan Tarsius banacanus) hingga primata berukuran besar seperti Orangutan (Pongo pigmaeus).
Data International Union for Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN) menempatkan empat jenis primata Indonesia masuk dalam daftar 25 primata paling terancam punah di dunia periode 2016-2018. Keempat primata itu yaitu Simakobu (Simias concolor), Kukang Jawa (Nycticebus javanicus), Orangutan Kalimantan (Pongo pygmaeus), dan Yaki (Macaca nigra).
ADVERTISEMENT
"Tema tahun ini berburu, karena kondisi perburuan dari tahun ke tahun ternyata terus meningkat, bukan hanya motif ekonomi, tetapi perburuan atas nama hobi," tegasnya.
Lebih lanjut Nadya menjelaskan perburuan bukan hanya sebatas motif ekonomi, yang paling miris perburuan dilakukan hanya faktor kesenangan pribadi.
Perburuan menjadi salah satu ancaman serius bagi kelestarian primata di Indonesia. Lebih dari 70% primata Indonesia terancam punah akibat perburuan yang kerap kali berlanjut pada perdagangan gelap. Ironisnya, motif perburuan primata telah bergeser ke arah hobi dan kebanggaan semata bagi kelompok tertentu.
Nadya berharap dengan semakin banyaknya perburuan yang menggunakan senapan angin, pemerintah provinsi Jawa Barat dapat membuat aturan yang jelas.
"Wilayah Sumedang sudah banyak pemburu yang masuk. Tasikmalaya juga banyak pemburu di wilayah pinggir hutan termasuk Bandung Barat," ucapnya.
Primata yang paling banyak diburu menurut Nadya adalah lutung dan kukang karena permintaan masih banyak.
ADVERTISEMENT
Keberadaan Primata sendiri menurutnya sangat penting sebagai penyebar benih di hutan.
"Selain itu keberadaan primata merupakan makanan untuk prédator seperti macan kumbang, macan tutul, jadi terbayang jika Primata itu tidak ada prédator akan turun ke pemukiman. Beberapa kasus macan ke pemukiman itu indikasi makanan mereka tidak ada."
Terlepas dari hal tersebut Hari Primata Indonesia merupakan momentum penting untuk kembali menyuarakan dan menggugah kesadaran masyarakat luas akan pentingnya menjaga kelestarian primata.
Profauna Indonesia sebagai lembaga yang fokus kepada perlindungan satwa liar dan hutan melakukan sejumlah aksi kepedulian antara lain kampanye publik, edukasi di sejumlah sekolah dan komunitas, serta menyebarkan pesan pentingnya pelestarian primata di media sosial. Di Jawa Barat, Profauna Indonesia akan melakukan edukasi ke sekolah dan komunitas pada 28 Januari 2019. (Agus Bebeng)
ADVERTISEMENT