Giring 'Nidji' Didaulat Jadi Duta Angkot

Konten Media Partner
17 Februari 2018 9:37 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Giring 'Nidji' Didaulat Jadi Duta Angkot
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Giring, mantan vokalis Band Nidji, didaulat menjadi Duta Angkot oleh Komunitas Rindu Menanti di Bandung, Kamis (16/2/2018). (Foto: Agus Bebeng/bandungkiwari.com)
ADVERTISEMENT
BANDUNG, bandungkiwari – Bisa jadi belum banyak yang tahu jika mantan vokalis Band Nidji, Giring Ganesha, punya kegemaran naik transportasi umum dalam aktivitas kesehariannya. “Saya pecinta dan pengguna transportasi publik,” kata Giring pada acara Penantian Bersama “Giring Nidji” yang diselenggarakan komunitas Rindu Menanti di area Halte Sastra Jeihan di Jalan Surapati Bandung, Kamis (15/2/2018).
Namun bisa jadi belum banyak yang tahu jika sang vokalis, Giring Ganesha, punya kegemaran naik transportasi umum dalam aktivitas kesehariannya. “Saya pecinta dan pengguna transportasi publik,” kata Giring pada acara Penantian Bersama “Giring Nidji” yang diselenggarakan komunitas Rindu Menanti di area Halte Sastra Jeihan di Jalan Surapati Bandung, Kamis (15/2/2018).
Statusnya sebagai selebritas yang harus hadir dalam citraan mewah dikesampingkan oleh Giring. Pasalnya, kecintaannya menggunakan trasportasi umum di Jakarta, membuatnya lebih bebas bergerak ke tempat lain tanpa harus lelah menghadapi kemacetan ibukota.
ADVERTISEMENT
Pemuda kelahiran Jakarta, 14 Juli 1983 ini mengaku kadang dipandang aneh oleh masyarakat luas ketika menggunakan transportasi umum. Namun dia beralasan menggunakan transportasi umum lebih praktis dan menyingkat waktu.
Dari tempat bekerja sampai ke kampus, misalnya, hanya memakan waktu 10 menit. Pria berambut kriting itu tidak bisa membayangkan berapa lama terjebak kemacetan jika menggunakan kendaraan pribadi.
Sebagai pengguna transportasi publik, Giring turut mengamati perkembangan moda trasportasi termasuk transportasi mewabahnya layanan transportasi berbasis aplikasi. Menurut dia, meski transportasi berbasis dalam jaringan (online) begitu pesat, pengguna transportasi umum seperti angkutan kota (angkot) masih diperlukan dan dibutuhkan masyarakat, terutama para pelajar dan ibu-ibu.
Namun tentunya hal itu harus diimbangi dengan pelayanan dan perubahan kendaraan angkot itu sendiri. “Sebenarnya yang membuat masyarakat enggan menggunakan angkot, karena harus ngetem atau menunggu angkot penuh,” katanya.
ADVERTISEMENT
Giring mengaku pernah mengalami hal tidak menyenangkan ketika menunggu bus kota di salah satu halte di Bandung yang kotor dan bau pesing. “Saat lagi nunggu bus, tiba-tiba ada kendaraan parkir. Sedangkan bus terus meluncur. Kepaksa lari ngejer bus,” jelas Giring seraya memperagakan dirinya mencegat bus saat itu.
Karena itu dia berharap layanan angkot pun harus diperbaiki agar tingkat kenyamanan masyarakat terjaga.
Pada acara Penantian Bersama “Giring Nidji”, Komunitas Rindu Menanti mendaulat Giring menjadi Duta Angkot. Pemilihan Giring sebagai Duta Angkot tersebut merupakan gerakan untuk mensosialisasikan kesadaran menggunakan angkot dan mengurangi tingkat kemacetan. (Agus Bebeng)