Guru Perlu Penguatan Literasi Agar Anak tidak Kecanduan Game Online

Konten Media Partner
20 Januari 2020 16:23 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Iustrasi (sumber: pixabay.com)
zoom-in-whitePerbesar
Iustrasi (sumber: pixabay.com)
ADVERTISEMENT
BANDUNG, bandungkiwari - Dampak negatif game online di kalangan anak-anak memicu kekhawatiran sejumlah pihak. Bagaimana tidak, dari hari ke hari, jumlah pengguna telepon pintar, khususnya anak-anak yang terimbas dampak buruk game online, cenderung bertambah.
ADVERTISEMENT
Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) mencatat, sedikitnya sudah ada 209 pasien yang kecanduan game online melalui handphone yang harus menjalani perawatan di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Jawa Barat sejak tahun 2016 hingga saat ini.
“Kecanduan game online berimpliksi pada kesehatan fisik maupun kesehatan psikologis pada anak,” ujar dosen Ilmu Komunikasi Telkom University, Agus Aprianti, di depan puluhan Guru SD Plus Al Aitaam, Kabupaten Bandung, Sabtu (18/1).
Gangguan itu, kata Agus, antara lain berdampak pada penglihatan, pendengaran, dan gangguan motorik. “Dampak dari lamanya duduk pada saat bermain game mengakibatkan adanya penurunan kemampuan motorik anak sehingga pertumbuhan anak menjadi tidak maksimal dan beresiko obesitas,” katanya.
Guru-guru SD Plus Al Aitaam, Kabupaten Bandung menyimak paparan tentang dampak negatif game online (Foto: istimewa)
Selain itu, kata dia, perkembangan otak anak juga bisa terkena imbas misalnya menurunnya daya konsentrasi anak. Akibatnya muncul kelainan respon pada otak dalam menangkap pesan, penyusutan otak atau atrofi hingga mengalami insomnia.
ADVERTISEMENT
“Secara psikologis tanda anak kecanduan game online, misalnya anak menjadi gampang marah, gelisah, tidak mau bersosialisasi dengan temannya. Sedangkan pada anak usia dini rentan mengalami speech delay yang mengarah pada autisme,” kata Agus.
Sejumlah dampak inilah yang mendorong perguruan tinggi bersama industri merancang program kerjasama penguatan literasi pada Guru SD. Melalui program pengabdian masyarakat, sejumlah dosen Program Studi Ilmu Komunikasi Telkom University bersama Serikat Pekerja Telkomsel mengajak guru-guru SD memperkuat kemampuan literasi mereka.
“Sebagai orang tua kedua bagi anak, guru SD punya peran penting mendidik anak yang mulai tumbuh. Apalagi masa anak-anak saat ini lebih banyak diwarnai bermain game online daripada bergaul dan bermain secara tatap muka dengan teman-temannya,” ujar Ketua Tim Abdimas, Roro Retno Wulan.
ADVERTISEMENT
Roro menambahkan, program bertema "Bijak menggunakan media sosial dan bahaya kecanduan game online pada anak" ini, tidak hanya dilaksanakan sekali. “Lingkaran penguatan literasi ini akan diperluas ke orang tua dengan mengadakan pertemuan parenting pada abdimas berikutnya,” ujarnya. (inf/febriyan)