Hari Disabilitas Internasional, Warga dan Penyandang Disabilitas Gowes Sepeda Bersama

Konten Media Partner
3 Desember 2018 12:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Hari Disabilitas Internasional, Warga dan Penyandang Disabilitas Gowes Sepeda Bersama
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Special Olympics Indonesia-SOIna (Youth Club Bandung) peringati Hari Disabilitas Internasional (HDI) di CFD Dago, Bandung. (Foto-foto: Agus Bebeng/Bandungkiwari)
ADVERTISEMENT
BANDUNG, bandungkiwari - Minggu yang ramah dengan pijar matahari hangat, mengantar geliat kemalasan rumput di sepanjang jalanan Dago, Ir H Djuanda, Bandung. Jalanan lengang yang harus tunduk oleh kegiatan hari bebas kendaraan bermotor atau Car Free Day (CFD) diisi dengan beragam aktifitas masyarakat.
Tidak terkecuali sekelompok anak muda dari Special Olympics Indonesia-SOIna (Youth Club Bandung) yang sibuk menyiapkan acara peringatan Hari Disabilitas Internasional (HDI).
Sejak matahari belum sembuh dari kantuknya, mereka telah mempesiapkan kegiatan. Deretan sepeda berjejer rapi di sepanjang area Cikapayang, menyambut sahabat-sahabat istimewa bergoes ria mengikuti Unified Cycling. Pada kesempatan tersebut hadir pula 6 atlit disabilitas bersama pelatih yang terpilih sebagai anggota kontingen SOIna yang akan mengikuti gelaran Special Olympics World Summer Games di Abu Dhabi-Uni Emirat Arab pada 8-22 maret 2019 mendatang.
Hari Disabilitas Internasional, Warga dan Penyandang Disabilitas Gowes Sepeda Bersama (1)
zoom-in-whitePerbesar
Menurut Riang Nurulloh Akbar, koordinator kegiatan, acara tersebut diselenggarakan demi membentuk persahabatan yang inklusif, sehingga terjadinya saling menghargai dan saling memperhatikan antar komunitas masyarakat.
ADVERTISEMENT
“Kegiatan di CFD ini pun merupakan sarana menggugah hati publik untuk mendukung dan menghargai warga disabilitas intelektual,” ucap lelaki berkacamata ini.
Acara yang menggabungkan para sahabat disabilitas dengan warga lain ini memang disengaja dengan menggabungkan komunitas non-disabilitas. Hal ini menurut Riang tiada lain demi terbentuknya ruang persahabatan. Di mana apabila telah menjadi sahabat, memungkinkan lahirnya lingkungan yang inklusif, mampu menghargai satu sama lain dan saling memperhatikan.
Hari Disabilitas Internasional, Warga dan Penyandang Disabilitas Gowes Sepeda Bersama (2)
zoom-in-whitePerbesar
“Sesuai dengan tagline kita ‘Say no to retarded, and say yes to respect’,” tegas Riang.
Riang menjelaskan pola membentuk persahabatan pada kegiatan tersebut disimulasikan dengan acara bersepeda yang disebut ‘Unified Cycling’. Di mana penyandang disabilitas bersepeda dengan ditemani komunitas non-disabilitas untuk saling berinteraksi yang menimbulkan rasa persahabatan dan saling menghargai.
ADVERTISEMENT
Selain ‘Unified Cycling’ yang mengelilingi area CFD Dago para SOIna menyemarakkan peringatan HDI dengan kegiatan ‘Unified Zumba’, dan ‘Unified Long March’ yang membawa beragam poster dan disebut kampanye respek.
Special Olympics Indonesia- SOIna sendiri menurut Riang merupakan organisasi atau wadah untuk teman-teman disabilitas intektual. Di mana di dalamnya terdapat badan yang menampung badan untuk kegiatan olahraga dan non-olahraga.
Kegiatan yang bersifat olahraga menurut Riang disebut Sport Unified yang mempertemukan ruang persahabatan antara disabilitas intelektual dengan warga non disabilitas seperti yang terjadi pada kegiatan di CFD.
Hari Disabilitas Internasional, Warga dan Penyandang Disabilitas Gowes Sepeda Bersama (3)
zoom-in-whitePerbesar
Olahraga untuk sahabat disabilitas intelektual sendiri yang disebut Special Olympics World Summer Games direncanakan akan berlangsung di Abu Dhabi-Uni Emirat Arab pada 8-22 maret 2019 mendatang. Sebanyak 6 orang atlit bersama seorang pelatih akan berangkat mewakili Indonesia, setelah terpilih pada kegiatan olahraga disabilitas di Riau dan Jakarta.
ADVERTISEMENT
“Yang membedakan Paralyimpic dengan Special Olympics World Summer Games pada penyadang disabilitasnya. Paralympic olahraga untuk banyak penyandang disabilitas. Tunanetra, tunarungu atau tunadaksa. Sementara Special Olympics hanya untuk disabilitas intelektual. Selain itu paraylimpic dibuat untuk kejuaraan yang akan menentukan siapa yang menjadi juara. Kalau Special Olympics tidak dikemas untuk menjadi juara, tetapi mereka semua menjadi pemenang,” ujar Riang secara detail.
Secara singkat Special Olympics adalah sebuah gerakan global didirikan oleh Eunice Kennedy Shriver pada 1968, karena kekhususannya, Special Olympics telah diakui oleh International Olympics Committee (IOC) sebagai satu-satunya olimpiade olahraga khusus Penyandang Disabilitas Intelektual di dunia.
Pada organisi ini sekitar 170 negara telah bergabung, termasuk Indonesia yang bergabung menjadi anggota Special Olympics ke-79 pada 9 Agustus 1989, mendapat akreditasi dari pemerintah Indonesia dan Special Olympics International (SOI) untuk menyelenggarakan pelatihan dan kompetisi olahraga bagi warga Disabilitas Intelektual di Indonesia.
Hari Disabilitas Internasional, Warga dan Penyandang Disabilitas Gowes Sepeda Bersama (4)
zoom-in-whitePerbesar
Pada acara tersebut hadir pula Sri Hartini Sutjipto, Ketua Pengurus Special Olympic Indonesia (SOIna) Daerah Provinsi Jawa Barat, mengenalkan para duta atlit Jabar yang akan bergabung dengan atlit lainnya dalam kegiatan Special Olympics World Summer Games di Abu Dhabi.
ADVERTISEMENT
“Marilah kita bersama peduli terhadap anak-anak disabilitas, karena mereka bisa berprestasi dari anda-anda semua,” ucapnya disela kegiatan.
Hari Disabilitas Internasional, Warga dan Penyandang Disabilitas Gowes Sepeda Bersama (5)
zoom-in-whitePerbesar
Penyelenggaraan kegiatan SOIna yang sederhana tetapi bermakna tersebut, tentu menjadi gerakan kemanusiaan untuk menghancurkan tembok diskriminasi terhadap sahabat-sahabat istimewa penyandang disabilitas.
Kegiatan yang hanya hitungan berapa jam tersebut menyisakan teriakan kenangan ‘Say no to retarded, and say yes to respect’. Mari kita berjuang kawan. (Agus Bebeng)